Abstrak
Latar belakang: Angka kematian ibu (AKI) meningkat tajam dari 228/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 359 pada tahun 2012. Salah satu sebabnya adalah belum tercapainya target Contraceptive Prevalence Rate (CPR), Age Specific Fertility Rate (ASFR), dan unmet need. Upaya penurunan AKI serta peningkatan derajat kesehatan ibu merupakan salah satu prioritas utama dalam penanganan bidang kesehatan. Salah satu program untuk menurunkan angka kematian ibu dan menekan angka pertumbuhan penduduk yakni melalui program Pelayanana Keluarga Berencana Rumah Sakit (PKBRS).
Tujuan: Mengetahui peran PKBRS dalam akselerasi menurunkan kematian maternal
Metode: Melakukan penelusuran kepustakaan yang berkaitan dengan kematian maternal dan PKBRS serta penelitian di RS.
Hasil: PKBRS cukup efektif dan efisien dalam akselerasi penurunan kematian maternal dan saat sekarang yang utama dilaksanakan adalah program KB pasca salin (KBPS) dan KB pasca gugur (KBPG). Pemilihan IUD sebagai KBPS dan KBPG merupakan pilihan kontrasepsi unggulan disamping metode KB yang lain. Di RS Dr. Moewardi, yang merupakan Pusat Pelayanan Kesehatan Tingkat Tiga (PPK III) setelah dilaksanakan PKBRS, pada tahun 2013 terdapat 21 kasus kematian maternal, menurun menjadi 18, dan 11 kasus kematian maternal di tahun 2014 dan 2015. Demikian juga di RSUP Dr Sardjito terjadi penurunan angka kematian maternal (AKM) sejak diberlakukan program PKBRS. Pada tahun 2013 AKM 101, menurun menjadi 88, dan 66 kasus di tahun 2014 dan 2015. Kasus kematian maternal didominasi oleh preeklamsi, perdarahan, dan infeksi.
Kesimpulan: Pelayanan PKBRS berperan dalam akselerasi menurunkan kematian maternal.
Kata kunci: PKBRS, CPR, ASFR, unmet need, kematian maternal
Abstract
Background: Maternal mortality rate (MMR) has a sharp increase from 228 / 100,000 live births in 2007 into 359 live births in 2012. One reason why is just because the target of Contraceptive Prevalence Rate (CPR), Age Specific Fertility Rate (ASFR), and unmet need have not been achieved yet. The effort to reduce maternal mortality rate and improving the mother's health is one of the main priorities in the health sector management. One of the programs to reduce maternal mortality rate and reduce the number of the population growth is through Pelayananan Keluarga Berencana Rumah Sakit (PKBRS).
Objective: To determine the role of PKBRS in accelerated lowering the maternal mortality rate.
Methods: We concluded the literature searches related to maternal mortality rate and PKBRS and research at the hospital.
Results: PKBRS is quite effective and efficient in accelerated declining in maternal mortality and the present practice of KB pasca salin (KBPS = family planning program after labor) and KB pasca gugur (KBPG). Selection of IUD for KBPS and KBPG as a contraceptive choices featured in addition to other methods of birth control. Dr. Moewardi hospital, as a third level of health centre, once implemented a PKBRS, in 2013, there were 21 cases of maternal mortality, decreased into 18, and 11 cases of maternal mortality occured in 2014 and 2015. In Dr. Sardjito Hospital, decreased in maternal mortality happened since enacted the PKBRS program. In 2013, there were 101 cases of maternal mortality, grafually decreasing into 88, and 66 cases of maternal deaths occured in 2014 and 2015. Cases of maternal mortality is dominated by preeclampsia, bleeding, and infection cases.
Conclusions: Services of PKBRS have a role as accelerated decreasing in maternal mortality.
Keywords: PKBRS, CPR, ASFR, unmet need, maternal deaths