ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan : (1) Latar belakang terjadinya gerakan anti tuan tanah di Tangerang tahun 1924 ; (2) Pengaruh gerakan anti tuan tanah di Tangerang pada tahun 1924 terhadap petani ; (3) Reaksi pemerintah Kolonial Belanda terhadap gerakan anti tuan tanah di Tangerang tahun 1924. Sejalan dengan masalah dan tujuan, maka dalam penelitian ini dilaksanakan dengan metode historis, yaitu suatu kegiatan untuk mengumpulkan data, menguji, dan menganalisa data yang didapat dari peninggalan masa lampau, analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis historis yaitu dengan mengutamakan ketajaman dalam menginterpretasikan atau menafsirkan data data sejarah. Adapun sumber data yang digunakan dalam sumber primer yang berupa laporan pejabat setempat dalam bentuk mailrapport, dan sumber sekunder yang terdiri dari buku – buku, koran, majalah. Dalam pengumpulan data, penelitian ini menggunakan teknik studi pustaka, yaitu berusaha mengumpulkan data dari literatur berupa buku, media massa maupun bentuk pustaka lainnya. Dari data yang terkumpul kemudian dilakukan kritik sumber dengan membandingkan antara sumber yang satu dengan sumber yang lain yang sesuai dengan tema penelitian untuk mendapatkan data yang seobyektif mungkin. Data – data tersebut kemudian ditafsirkan sehingga menghasilkan fakta – fakta sejarah yang kemudian dirangkaikan dan dihubungkan satu sama lain dan dieksplanasikan menjadi cerita sejarah yang disajikan dalam bentuk historiografi. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : (1) Latar belakang gerakan anti tuan tanah di Tangerang Tahun 1924 dipengaruhi oleh keadaan Tangerang pada tahun 1924, yaitu penindasan yang dilakukan oleh Pemerintah Kolonial Belanda dan tuan – tuan tanah Cina yang semakin membuat penduduk pribumi menjadi menderita dan dirugikan; (2) Gerakan anti tuan tanah di Tangerang merupakan gerakan radikal dalam persaingan untuk memperoleh dukungan dan kesetiaan kaum tani di daerah Tangerang , melawan Pemerintah Kolonial Belanda dan tuan - tuan tanah Cina. Gerakan petani di Tangerang berkembang dengan rasa – rasa identitas kepribumian tentang kemerdekaan, kebebasan dan persamaan untuk masyarakat di Tangerang ; (3) Setelah terjadi gerakan anti tuan tanah petani di Tangerang yang dipimpin oleh Kaiin Bapak Kajah, tanggal 10 Februari 1924 pemerintah kolonial Belanda menjadi bingung. Oleh pemerintah kolonial Belanda gerakan petani ini disimpulkan sebagai gerakan ratu adil yang disebabkan oleh faktor ekonomi, sosial , politik sebagai faktor kondisional dalam masyarakat petani di tanah partikelir Tangerang sebagai penyebab munculnya gerakan petani di Tangerang untuk menuntut pengembalian tanah partikelir dari tangan orang – orang Cina.