Abstrak


Partisipasi Masyarakat dalam Program Perhutanan Sosial di Yogyakarta


Oleh :
Siti Zunariyah - 197707192008012016 - Fak. ISIP

Hutan adalah sumberdaya alam yang dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia, baik manfaat ekonomi, ekologi maupun manfaat sosial budaya. Program perhutanan sosial menjadi salah satu model untuk menjamin diperolehnya manfaat tersebut. Oleh karena itu artikel ini bertujuan untuk menggambarkan partisipasi masyarakat di DI Yogyakarta dalam program perhutanan sosial dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Lokasi Penelitian di kawasan hutan di Kabupaten Gunung Kidul dan Kulon Progo yang melaksanakan program Hutan Kemasyarakatan (HKM) dan hutan rakyat yang merupakan  varian dari program perhutanan sosial.

Bentuk partisipasi masyarakat dalam program perhutanan sosial sangat beragam. Pada masyarakat yang menerapkan skema hutan kemasyarakatan dan hutan rakyat dikenal beberapa bentuk partisipasi yaitu partisipasi dalam bentuk tenaga, biaya dan ide. Ketiga bentuk partisipasi tersebut memberikan kontribusi yang signifikan dalam upaya menjaga kelestarian hutan. Tingkat partisipasi masyarakat dalam hutan kemasyarakatan terdapat kesenjangan antara tingkat partisipasi pada tahap persiapan sosial masyarakat dengan tahap pengelolaan hutan. Pada tahap persiapan sosial ada kecenderungan akses informasi tentang kebijakan hutan kemasyarakatan pada posisi pasif dan manipulative, sementara pada tahap pengelolaan hutan terlihat masyarakat jauh lebih mandiri atau masuk dalam tingkatan partisipasi interaktif. Kesenjangan kondisi tersebut disebabkan karena skema hutan kemasyarakatan dilakukan pada kawasan hutan Negara. Berbeda dengan skema hutan rakyat. Pada skema ini posisi masyarakat jauh lebih mandiri dalam setiap fase implementasi. Model Hutan rakyat merupakan buah turun temurun yang memandang pentingnya pengelolaan hutan rakyat.

Faktor pendorong partisipasi masyarakat didominasi oleh factor ekonomi, meskipun terdapat juga factor ekologis dan factor sosial budaya yang juga mewarnai setiap fase pengelolaan hutan. Sementara itu factor penghambat didominasi oleh struktur kelembagaan petani hutan yang masih lemah karena keterlibatan kaum muda dalam pengelolaan yang sangat rendah maupun kapasitas petani yang rendah dalam mengembangkan variasi pengolahan hasil hutan.

 

Kata Kunci : Partisipasi, Pengelolaan Hutan dan Perhutanan Sosial