Abstrak


Efek Samping dan Tatalaksana OAT TB Resisten Obat


Oleh :
Reviono - 196510302003121001 - Fak. Kedokteran

Negara dengan insiden TB tebesar di dunia ialah India,
Indonesia, dan Cina.Indonesia menempati urutan ke-2 sebagai
negara dengan kasus TB tertinggi pada tahun 2014 dengan
populasi sebesar 240 juta penduduk.Angka keberhasilan hanya
sekitar 50% dan biaya pengobatan yang mahal bahkan sampai 100
kali lebih mahal dibandingkan dengan pengobatan TB tanpa RO,
sehingga bagi negara berkembang menjadi beban yang sangat
berat dalam penanggulangannya. 
Resistansi kuman Mtb terhadap OAT adalah keadaan di
mana kuman tidak dapat lagi dibunuh dengan OAT. Paduan OAT
TB RO di Indonesia adalah paduan OAT standar yang diberikan
kepada pasien TB RR dan TB MDR dengan jangka waktu 20-26
bulan untuk pengobatan OAT standar konvensional dan jangka
waktu 9-11 bulan untuk pengobatan OAT standar jangka pendek. 
Efek samping obat yang paling sering terjadi adalah 
gangguan saluran cerna (penurunan nafsu makan, mual, muntah, 
diare, dan nyeri perut), diikuti artralgia, pusing, dan gangguan
pendengaran.Efek samping lainnya dapat berupa hipotiroidisme,
neuropati perifer, depresi, psikosis, gangguan penglihatan, dan
nefrotoksik.Efek samping OAT berdasarkan pendekatan
penatalaksanaannya terbagi menjadi dua kelompok yaitu mayor dan
minor.Efek samping minor tidak memerlukan penghentian
pengobatan dan terkadang memerlukan penambahan obat tertentu
untuk memperbaiki gejala.Efek samping obat mayor dan
pendekatanpenatalaksanaannya (obat anti TB dihentikan).
Keyword : Efek samping OAT lini 11, pasien TB RO