Abstrak
Analisis rigiditas lending rate perbankan di Indonesia periode Januari 2001–Juni 2004
Oleh :
Johadi - F0100039 - Fak. Ekonomi dan Bisnis
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh suku bunga SBI, Kurs, volume kredit, Dana Pihak Ketiga, dan Jumlah Bank Umum terhadap rigidnya suku bunga pinjaman (lending rate) perbankan di Indonesia. Data yang digunakan adalah data deret waktu (time series) mulai bulan Januari 2001 – Juni 2004. Alat analisisnya adalah model dinamis Partial Adjustment Model (PAM), dimana suku bunga pinjaman perbankan sebagai variabel dependen dan suku bunga SBI, Kurs, Volume Kredit, Dana Pihak Ketiga, dan Jumlah Bank Umum sebagai variabel independen. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Kurs, Volume Kredit Dana pihak Ketiga dan Jumlah Bank Umum berpengaruh negatif dan suku bunga SBI berpengaruh positif terhadap perilaku suku bunga pinjaman perbankan di Indonesia dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Berdasarkan uji Partial Adjustment Model (PAM) dalam jangka pendek dan jangka panjang semua variabel independen yaitu: suku bunga SBI, Kurs, Volume Kredit. Dana Pihak Ketiga, dan jumlah Bank Umum, secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap perilaku suku bunga pinjaman perbankan di Indonesia. Tetapi secara parsial, hanya variabel suku bunga SBI, Kurs, dan Volume Kredit yang berpengaruh signifikans terhadap perilaku suku bunga pinjaman perbankan di Indonesia. Dalam jangka pendek dan jangka panjang jika suku bunga SBI, volume kredit, dana pihak ketiga dan jumlah bank umum mengalami perubahan 1% maka suku bunga pinjaman akan berubah sebesar 0,194225% (inelastis) dan 0.3541% (inelastic), untuk SBI, berubah sebesar 0,775875% (inelastis) dan 1,4146% (elastis), untuk volume kredit, berubah sebesar 0,407296% (inelastis) dan 0,7426% (inelastic), untuk dana pihak ketiga dan berubah sebesar 0,962466% (inelastis) dan 1,7549% (elastis) untuk jumlah bank umum.
Suku bunga pinjaman dalam jangka pendek dan jangka panjang akan berubah sebesar 0,825567 % (inelastis) dan 1,5052 % (elastis) jika kurs rupiah terdepresiasi sebesar 1%. Pengujian dengan model PAM menunjukkan besarnya koefisien penyesuaian adalah sebesar = ( 1 – 0,541565 ) = 0,548455 yang berarti bahwa 54,8455% merupakan gap atau perbedaan antara suku bunga pinjaman perbankan yang sebenarnya dengan suku bunga pinjaman perbankan yang diinginkan tercapai dalam satu periode dimana kecepatan suku bunga pinjaman perbankan dalam merespon perubahan variabel bebas sebesar 5 bulan 27 hari, dengan mean lag masing -masing variabel bebas sebesar 1.1812867 bulan.
Saran yang diberikan dalam penelitian ini antara lain Bank Indonesia dalam menerapkan kebijakan moneter dengan pendekatan price channel melalui instrumen suku bunga SBI masih efektif di lakukan untuk mempengaruhi harga (suku bunga perbankan) khususnya suku bunga pinjaman tetapi kebijakan tersebut akan lebih efektif jika di ikuti dengan upaya stabilitas nilai tukar (exchange rate channel). Di samping itu Bank Indonesia harus mendorong lembaga perbankan untuk meningkatkan dana penghimpunan dan volume kredit yang di salurkan ke sektor riil yang tercermin dari nilai LDR nya, tanpa di ikuti kenaikan LDR efektifitas kebijakan moneter akan mengalami hambatan. Disisi lain Bank Indonesia hendaknya membatasi jumlah Bank Umum yang beroperasi dalam industri perbankan di Indonesia menginggat struktur pasarnya yang berbentuk oligopilistik sehingga jika jumlah Bank Umum relatif banyak berdampak menghambat efektivitas kebijakan moneter karena kurang efektifnya pengawasan dan pembinaan dari Bank Indonesia.