Abstrak


Kearifan Lokal Banyumas dan Nilai Pendidikan Budi Pekerti dalam Novel Karya Ahmad Tohari sebagai Medium Konservasi Budaya


Oleh :
Teguh Trianton - T841308012 - Fak. KIP


 Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan: (1) representasi nilai kearifan lokal Banyumas dalam novel karya Ahmad Tohari; (2) nilai kearifan lokal dalam novel sebagai medium konservasi budaya Banyumas; (3) nilai inti pendidikan budi pekerti masyarakat Banyumas dalam novel; (4) upaya pelestarian nilai budaya untuk pendidikan budi pekerti. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan metode analisis isi. Pendekatan yang digunakan adalah antropologi sastra. Teori dikembangkan secara multidisipliner yang dibangun dari bawah (grounded theory). Sumber data penelitian adalah novel karya AhmadTohari, yaitu: (1) Di Kaki Bukit Cibalak, (2) Kubah, (3) Ronggeng Dukuh Paruk, (4) Bekisar Merah, dan (5) Orang Orang Proyek. Teknik pengumpulan data menggunakan studi pustaka. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi sumber data dan teori. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis isi kualitatif. Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut. (1) Novel-novel karya Ahmad Tohari merepresentasikan nilai-nilai kearifan budaya Banyumas mengenai lima perkara yaitu: hakikat hidup, etos kerja, orientasi ruang waktu, hubungan dengan lingkungan hidup, dan hubungan manusia dengan sesama; (2) Nilai kearifan lokal dalam novel sebagai medium konservasi budaya perlu dikelola selaras untuk pemajuan kebudayaan yaitu dengan tindakan; perlindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan. (3) Nilai inti pendidikan budi pekerti yang terkandung dalam novel berpusat pada falsafah pandangan mengenai hakikat hidup yaitu nrima ing pandum, eling lan waspada, sumarah (pasrah), rila (ikhlas), wani ngalah luhur wekasane (berani atau rela mengalah akan mendapatkan keluhuran pada akhirnya), ngunduh wohing pakarti (menerima hasil dari sebuah upaya, baik di dunia maupun konsekuensi di ahirat), mung saderma nglakoni kersane sing akarya jagat, dan sangkan paraning dumadi (hidup dan kehidupan datang dari Tuhan, dan akan kembali pada Tuhan. Nilai inti ini menjadi landasan atau dasar dalam memandang hakikat karya atau kerja yaitu nunut urip (menumpang hidup sementara). Bekerja bukan hanya persoalan mencari nafkah, tapi ada dimensi moral, humanisme, religiositas, dan spiritualitas. Dimensi ruang dan waktu berorientasi pada masa depan (optimisme) didasarkan pada pengalaman masa lalu dan masa sekarang. Untuk perkara hubungan dengan alam yaitu menjaga harmoni atau keselarasan hidup antara manusia, alam, dan Tuhan. Dan hubungan antara sesama manusia dilakukan dengan konsep egaliter yang didasari humanisme unuk membangun kerukunan hidup. (4) Pelestarian nilai kearifan lokal untuk pendidikan budi pekerti dapat dilakukan dengan melalui pendidikan, penelitian, transformasi, reproduksi, dan pembuatan aturan hukum. 
Kata kunci: Budaya Banyumas, Budi Pekerti, Kearifan Lokal, Konservasi Budaya, Nilai Inti, Novel.