Abstrak


Spons Alami dari Tepung Porang Kuning (Amorphophallus Muelleri Blume)


Oleh :
Shidiq Trianto - I8315055 - Fak. Teknik

Spons atau busa adalah zat yang mana gelembung udara atau gas terperangkap dalam padat atau cair. Spons digunakan sebagai peralatan perawatan kecantikan yaitu alat untuk membersihkan wajah. Untuk keperluan ini, spons yang ramah untuk kulit wajah sangat diperlukan. Spons yang terbuat dari bahan ramah lingkungan lebih bersahabat dengan kulit. Senyawa alami yang dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat spons salah satunya adalah glukomanan. Tujuan tugas akhir ini adalah membuat spons alami dengan bahan baku tepung porang kuning Amorphophallus muelleri Blume), mengetahui daya serap, tekstur, dan rongga spons yang dihasilkan.
Proses pembuatan diawali dengan poses pencampuran antara tepung porang kuning dengan akuades , pengadukan selama 60 menit, pembusaan dengan penambahan sodium laureth sulfate (SLS) dan NaOH 0,1 M. Proses pembuatan spons yaitu dengan variabel jumlah tepung glukomanan adalah 2, 2,5 dan 3 gram dengan penambahan 0,25 gram SLS dan 10 mL NaOH 0,1 M. Variabel selanjutnya yaitu jumlah SLS antara lain 0,125, 0,25 dan 0,375 gram dengan jumlah tepung glukomanan 2,5 gram dan 10 mL NaOH 0,1 M. Variabel terakhir yaitu penambahan volume NaOH 0,1 M sebanyak 5, 10 dan 15 mL dengan jumlah tepung glukomanan 2,5 gram dan SLS 0,25 gram. Setelah proses pembusaan, busa yang terbentuk ditempatkan pada cetakan dan didiamkan selama 12 jam kemudian direndam dengan etanol 96% selama 24 jam. Massa padat yang terbentuk (spons basah) dikeluarkan dari cetakan dan dipanaskan dengan temperatur sebesar 100°C selama 90 menit kemudian dilakukan pelubangan kulit luar spons secara manual. Setelah itu spons dibekukan selama 12 jam. Spons yang telah dibekukan kemudian di-thawing dan dikeringkan lalu dibekukan kembali selama 12 jam. Kemudian spons di-thawing dan dijemur kembali selama 6 jam. Pada tahap ini diperoleh spons kering.
Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa tepung porang kuning dapat dijadikan bahan baku spons. Penampakan bagian luar dan bagian dalam spons yang terbaik yaitu sampel V.  Hasil uji swelling, persentase daya serap spons terbesar adalah sampel spons yang kelima dengan nilai 88,99%, persentase pertambahan panjang dan tinggi terbesar adalah sampel spons yang pertama dengan nilai  23,23% dan 12%. Hasil tersebut mendekati dari persentase pertambahan panjang dan tinggi spons komersial  dengan nilai 25 % dan 25,6 %. Diameter rata-rata rongga spons terbesar pada sampel IV dengan nilai 0,1752 mm dan diameter rata-rata rongga spons terkecil pada sampel II dengan nilai 0,1363 mm. Uji penampakan rongga spons diperoleh hasil bahwa spons dengan kenampakan paling seragam pada sampel II dan spons dengan kenampakan tidak seragam pada sampel I.  Porangs sponge sangat lembut, bahkan lebih lembut dibandingkan scrub, sehingga sangat aman dipakai dan tidak akan menimbulkan iritasi jika dipakai pada pemilik kulit sensitif ataupun yang sangat kering.