Kanker serviks uteri adalah penyakit keganasan primer pada serviks uterus dan merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas yang tinggi pada wanita. Secara global menduduki urutan ketujuh (4,7%), di Asia Tenggara menempati urutan kelima (7,5%), sedangkan di Indonesia merupakan keganasan nomor satu (17,8%) pada wanita. Kanker merupakan salah satu masalah kesehatan utama dan angka kejadianya dilaporkan akan meningkat sebesar 300 % pada tahun 2030.
Tatalaksana kanker serviks sampai saat ini masih berkembang, diantaranya adalah pemberian kemoterapi neoadjuvan. Kemoterapi neoadjuvan diberikan pada kanker serviks stadium awal sebelum dilakukan operasi histerektomi radikal, khususnya pada pasien dengan lesi lebih dari 4 cm atau disebut bulky lesion. Hal krusial pada tatalaksana ini adalah penilaian respon pemberian kemoterapi neoadjuvan, karena akan menentukan rencana tindakan atau pengobatan selanjutnya. Penilaian respon kemoterapi selama ini dilakukan dengan melihat penyusutan besar lesi serviks.
Perkembangan kanker serviks, sangat tergantung pada kemampuan sel kanker untuk membentuk pembuluh kapiler maupun pembuluh limfatik baru. VEGF-C adalah sinyal kunci dalam proses angiogenesis dan limfangiogenesis. HIF-1α adalah faktor transkripsi yang memberikan respon terhadap hipoksia jaringan pada tahapan karsinogenesis dan memacu proliferasi sel kanker. Heparanase merupakan enzim protease yang berkaitan dengan degradasi matriks ekstraseluler dan metastasis serta meningkatkan angiogenesis.
Pemeriksaan petanda biomolukuler diharapkan mampu digunakan sebagai prediktor dalam mengevaluasi respon kemoterapi dibandingkan dengan penilaian respon berdasar penyusutan besar lesi dengan metode Respone Evaluation Criteria in Solid Tumours (RECIST). Penilaian respon kemoterapi berdasar penyusutan lesi kanker serviks mempunyai keterbatasan, misalnya pada kanker stadium lanjut yang sudah ada invasi parametrium dan sudah metastasis, atau pada kanker lain yang bukan tumor padat (non solid tumor).
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan peran VEGF-C, Heparanase dan HIF-1α sebagai biomarker baru untuk prediktor respon kemoterapi pada pasien kanker serviks yang diberikan kemoterapi neoadjuvan. Subyek penelitian adalah pasien kanker serviks stadium IB2 dan IIA2, yang diberikan perlakuan kemoterapi neoadjuvan 3 kali. Metode penelitian adalah Quasi Experimental Non Randomized Before & After with no control design. Penelitian dilakukan di Departemen Obstetri dan Ginekologi dan Bagian Patologi Anatomi RS Dr Moewardi – Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.