Abstrak


Kapasitas Community Governance pada Komunitas Gerakan Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia Kota Surakarta (Tinjauan pada Aspek Social Capital dalam Meningkatkan Kemandirian Penyandang Tuna Rungu)


Oleh :
Muhammad Hadiyan Fathurrahman - D1116024 - Fak. ISIP

ABSTRAK

 

Penelitian ini betujuan untuk memberikan sudut pandang yang lain tentang peran penyandang Tuli pada sebuah komunitas di Kota Surakarta. Bahwa peran penyandang tuli tidak saja terbatas pada peran domestiknya saja. Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan salah satu teori dalam Community Governance yaitu teori modal sosial yang dikemukakan oleh Coleman dalam Sudarmo (2015). Dengan pengelolaan modal sosial penyandang tuli juga dapat berkontribusi dalam governance di tingkat lokal. Penelitian ini juga menggunakan metode penelitian analisis deskriptif kualitatif. Terdapat beberapa temuan dalam penelitian ini, yakni modal sosial penyandang tuli yang nampak pada komunitas Gerakan Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia yang dapat mengelola keberlanjutan organisasi penyandang tuli pada tataran modal social bonding, bridging dan linking. Dalam hal modal social bonding ditunjukkan dengan kepemimpinan pada Komunitas Gerkatin yang mampu merangkul anggotanya turut mengikuti berbagai kelas keahlian untuk penunjang kemandirian serta adanya upaya untuk menumbuhkan kesadaran hidup mandiri melalui pendidikan keahlian Bahasa Isyarat Indonesia, dan berlangsungnya proses berbagi informasi serta pengetahuan; untuk modal social bridging Ditunjukkan dalam bentuk jaringan kerjasama dengan kelompok lain, dengan jaringan ini kemudian komunitas Gerkatin melakukan kegiatan bersama dalam pendidikan literasi penyandang tuli serta pengenalan hak – hak tuli kepada pemerintah dan masyarakat. social linking Ditunjukkan pada adanya partisipasi komunitas Gerkatin baik dalam pengembangan kelompok, pelatihan, pemberdayaan, serta pemerolehan bantuan dari Pemerintah daerah. Namun, perubahan lingkungan, kemampuan sumberdaya serta tuntutan yang terus berubah memerlukan adanya adaptasi terus menerus terhadap kapasitas Gerkatin sebagai sebuah Komunitas, oleh karena itu dalam persoalan dukungan pemerintah daerah Kota Surakarta tetap diperlukan.

Key words : Community Governance, Modal Sosial, Komunitas Gerkatin