;

Abstrak


PEMAKNAAN SIMBOL-SIMBOL TRADISI PERANG TOPAT REPRESENTASI INTEGRASI SOSIAL MASYARAKAT SUKU SASAK Studi Kasus Di Desa Lingsar Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat


Oleh :
Suparman Jayadi - S251608028 - Fak. ISIP

Tradisi Perang Topat sebagai simbol kearifan lokal masyarakat hingga kini masih dilakukan oleh kedua penganut Hindu dan Islam Sasak di Desa Lingsar Kabupaten Lombok  Barat.  Tujuan  penelitian  untuk  menganalisis  pemaknaan  simbol-simbol dalam tradisi perang topat representasi integrasi sosial. Penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus ini.   melakukan teknik pengumpulan data melalui observasi langsung,  wawancara mendalam dan dokumentasi. Informan terdiri dari informan kunci Kepala Desa Ligsar, Ketua Pura Lingsar dan Amangku Kemaliq Lingsar, sedangkan informan utama penganut Hindu dan Islam Sasak di Desa Lingsar dan informan pendukung dari panitia pelaksana, tamu undangan dan pengunjung upacara tradisi Perang Topat. Teknik analisis data menggunakan 4 kategori dari Robert E. Stake. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna normatif hubungan spiritual kedua penganut  Hindu dan  Islam  Sasak  sebagai  simbol  kerukunan  serta  toleransi  antar agama dan budaya melalui kegiatan ritual mendaq, ngilahang kaoq dan beteteh atau ngelukar. Makna interaktif hubungan sosial kedua penganut melalui kegiatan nampah kaoq dan Perang Topat dimaknai sebagai simbol kebersamaan, persaudaraan, dan perdamaian. Tradisi Perang Topat sebagai kearifan lokal dan icon budaya daerah adalah aspek pendorong, sedangkan aspek penghambat adanya pengklaiman budaya sebagai milik sekelompok   orang atau penganut dan dianggap sebagai bentuk perbuatan eksklusif.

Kata Kunci: integrasi sosial, representasi, pemaknaan, simbol-simbol, tradisi perang topat.