Radio menjadi media massa yang teruji, memiliki banyak keunggulan yaitu sederhana tanpa menggunakan banyak alat bagi pendengarnya, simpel dan dapat dibawa kemana-mana, Tanpa batas dapat menjangkau semua khalayak dimanapun berada, selama jangkauan frekuensinya dapat diterima oleh pendengar, fleksibel dapat dinikmati oleh pendengar dimanapun dan kapanpun tanpa menggangu pekerjaan, aktifitas pendengar. Mudah dicerna, Radio menjadi sarana komunikasi dan informatif yang diminati oleh banyak orang karena mudah diterima dan dicermati oleh masyarakat umum, cukup terkenal dan relevan menyapa semua lapisan masyarakat baik rendah, menengah, maupun atas untuk menyebarkan berbagai informasi. Tidak terkecuali Radio ABC Surakarta tetap berada pada jalur AM selama lebih dari 50 tahun berjaya, memiliki rata-rata pendengarnya berusia 25-65 tahun dan Radio merupakan media non-visual, maka bahasa merupakan alat komunikasi utama yang diwujudkan dalam berbagai strategi untuk menyampaikan informasi dan utamanya tujuan dari radio abc itu sendri yaitu dakwah isam . Sehingga masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah Strategi Radio ABC dalam mempertahankan nilai-nilai agama islamnya, mengingat Radio ABC adalah radio Islam yang masih tetap menghadirkan hiburan-hiburan universal yang menarik dan menyenangkan hati para pendengarnya.. Teori yang digunakan adalah Interaksionisme simbolik dengan metode penelitian kualitatif jenis deskriptif, menggunakan tektik pengumpulan data lewat observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan ketetapan informan yaitu pelaku dan pembuat strategi serta pendengar berjumlah 8 orang yang sudah mewakili semua jenis informan. Untuk menguji kebenaran data menggunakan teknik triangulasi sumber. Analisis data yang digunakan adalah interaktif yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Strategi yang digunakan Radio ABC untuk mempertahankan nilai-nilai Agama Islam yaitu strategi eksternal yang meliputi penggunaan bahasa sebagai simbol signifikan melalui tag line dan cara bersiaran, pengumandangan adzan tepat waktu, pemutaran cahaya kalbu, dan program acara islami yang semua dikomunikasikan sebagai simbol nilai-nilai agama islam yang ingin disampaikan kepada pendengar dan tetap bertahan . Untuk strategi internal yaitu cara berpakaian khususnya para penyiar dimana pakaian tersebut sesuai dengan syariat agama islami sebagai simbol penutupan aurat, ketaatan dan keimanan terhadap Allah Subhanahuwata’ala, serta bukan sebagai tren semata.
