Abstrak


Eksistensi Batik Sebagai Perwujudan Solidaritas Sosial Di Kalangan Pengrajin Batik Tulis Desa Bogoharjo Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan


Oleh :
Yenfie Widya Rina Happy - D0314084 - Fak. ISIP

Penelitian   ini   bertujuan   untuk   mendeskripsikan:   (1)   menguraikan eksistensi batik tulis; (2) menguraikan hubungan solidaritas sosial antar pengrajin batik tulis dan dengan  masyarakat di Desa Bogoharjo, Kecamatan  Ngadirojo, Kabupaten Pacitan; (3) dan menggambarkan eksistensi batik tulis dengan tingkat solidaritas   sosial   antar   pengrajin   batik   tulis   Desa   Bogoharjo,   Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Subjek penelitian adalah pengrajin batik tulis Desa Bogoharjo, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan. Pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik sampling dengan purposive sampling. Uji validitas data yang dipakai adalah reduksi data, penyajian data penarikan kesimpulan.
Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa  eksistensi  batik,  khususnya  batik tulis di Desa Bogoharjo, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan semakin maju. Ini dibuktikan dengan munculnya motif dan warna batik yang semakin  beragam, sistem pemasaran  yang baik, diantaranya dengan memanfaatkan media  online sehingga dapat memperluas jaringan pemasaran. Dalam kaitannya eksistensi batik dengan solidaritasi sosial di kalangan pengrajin batik tulis kenyataannya bahwa dengan keberadaann batik tulis ini juga akan membentuk suatu solidaritas sosial yang terjadi pada pengrajin. Adapun solidaritas sosial yang terjadi pada pengrajin batik tulis  desa Bogoharjo  dikaji dengan teori solidaritas sosial Emile Durkhem, yang terbagi menjadi dua tipe solidaritas yakni solidaritas sosial mekanik dan solidaritas sosial organik. Solidaritas sosial yang terjadi   dikalangan pengrajin batik tulis desa Bogoharjo ini terbagi menjadi dua tipe yakni solidaritas mekanik yang meliputi adanya kebersamaan pengrajin batin tulis dengan baik dalam hal menentukan kesepakatan harga, memiliki kesadaran kolektif untuk saling membantu baik dengan pengrajin, pembatik (karyawan) dan dengan masyarakat sekitar serta bersifat kekeluargaan yang ditandai dengan adanya pertemuan rutin dengan para pembatik (karyawan). Adapun untuk solidaritas sosial ini adanya sifat kerahasian atau invidual dalam ilmu produksi, dengan tujuan supaya batik yang dihasilkan memiliki kelebihan dibandingkan dengan batik lainnya, kemudian munculnya pembagian kerja yang sesuai dengan standart usaha dengan keterampilan pembatik karyawan