Abstrak


Produksi Ruang Publik Melalui Mural Oleh Komunitas Sekawan Mural Di Kota Surakarta (Studi Kasus Pada Komunitas Sekawan Mural di Acara Mural Solois Solo Sepanjang Jalan Gatot Subroto)


Oleh :
Oktaviana Dwi Briliani - D0314056 - Fak. ISIP

Penelitian ini membahas tentang mural yang merupakan salah satu jenis lukisan yang menggunakan dinding atau tembok sebagai media. Dalam perkembangannya mural  bukan hanya sebagai lukisan semata,  namun sebagai salah satu ruang publik yang diciptakan oleh para seniman mural. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana tiga kriteria yang dilewati oleh Komunitas Sekawan Mural dalam menciptakan ruang publik, yaitu pengabaian status (disregard of status), wilayah yang menjadi perhatian umum (domain of common concern), dan wilayah inklusif  (inclusivity). Sedangkan tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menggambarkan tiga kriteria yang telah dilewati oleh Komunitas Sekawan Mural dalam menciptakan ruang publik, yaitu pengabaian status (disregard of status), wilayah yang menjadi perhatian umum (domain of common concern), dan wilayah inklusif (inclusivity). Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori ruang publik dari Jurgen Habermas. Penelitian ini mengambil lokasi di Kota Surakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, dengan teknik pengambilan sample menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Validitas data dilakukan dengan cara triangulasi sumber. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah dengan teknik analisis interaktif, dengan tahapan reduksi data, penyajian data, lalu penarikan kesimpulan.

Hasil  dari  penelitian  ini adalah  bahwa  dalam  menciptakan  ruang publik melalui mural, Komunitas Sekawan Mural yang beranggotakan empat orang mengabaikan  statusnya  sebagai  mahasiswa  dan  berinteraksi  dengan  masyarakat sekitar, serta mereka memiliki tujuan untuk memasyarakat seni dengan ilmu yang mereka miliki. Dalam pemilihan lokasinya Komunitas Sekawan Mural lebih memilih lokasi di public space seperti pinggir jalan atau perkampungan warga dengan tujuan agar masyarakat mudah menikmati mural yang mereka ciptakan. Wilayah inklusif yang dimiliki Komunitas Sekawan Mural adalah dalam komunitas itu sendiri, setiap perdebatan dan perbedaan pendapat mereka mengatasinya sendiri