Latar Belakang : Kasus kecelakaan akibat kehilangan konsentrasi dapat terjadi pada suatu industri, salah satunya disebabkan oleh intensitas kebisingan yang melebihi nilai ambang batas. PT DMDT VII merupakan perusahaan yang bergerak dibidang tekstil dengan proses produksi utamanya menggunakan mesin. Meskipun demikian, pengoperasian dan pengawasan mesin tetap dilakukan oleh pekerja. Seluruh proses produksi yang dilakukan membutuhkan konsentrasi tertentu. Penelitian akan dilakukan pada area kerja bagian tenun karena pekerja operator mesin tenun terpapar langsung kebisingan terus menerus yang ditimbulkan oleh mesin tenun tersebut.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan intensitas kebisingan dengan tingkat konsentrasi kerja.
Metode : Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan menggunakan metode pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pekerja bagian produksi yang berjumlah 400 orang. Sampel diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling dan didapatkan 91 sampel. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sound level meter untuk mengukur intensitas kebisingan dan grid concentration exercise untuk uji konsentrasi kerja. Analisis bivariat menggunakan uji spearman rank.
Hasil : Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan intensitas kebisingan dengan konsentrasi kerja (p-value = 0,000) dengan arah korelasi negatif (r= - 0,776) yang artinya semakin tinggi intensitas kebisingan maka semakin menurun konsentrasi kerja.
Simpulan : Ada hubungan yang signifikan antara intensitas kebisingan dengan tingkat konsentrasi kerja.
Kata Kunci : Intensitas Kebisingan, Konsentrasi Kerja