Abstrak


Pemanfaatan Pati Jagung (Zea Mays) Menjadi Edible Film yang Diinkorporasikan dengan Perasan Temu Hitam (Curcuma Aeruginosa) dan Plasticizer Gliserol sebagai Coating Buah Segar


Oleh :
Ardian Permadi - I8315005&I8315060 - Fak. Teknik

Abstrak

Pati Jagung (Zea mays) mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai bahan dasar edible film, karena pati merupakan senyawa hidrokoloid, sebagai sumber  daya  alam  yang  dapat  diperbaharui,  tersedia  secara  luas  dan  mudah didapat. Kandungan amilosa pati jagung cukup tinggi (25-30%) dibandingkan dengan amilosa pati ubi kayu, memungkinkan untuk menghasilkan edible film yang kuat dan fleksibel.
Edible film merupakan lapisan tipis yang melapisi bahan pangan  yang layak dikonsumsi, dan dapat terdegradasi oleh alam. Pati jagung merupakan salah satu hidrokoloid yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku edible film. Penambahan perasan temu hitam pada edible film berfungsi sebagai pembawa senyawa   antioksidan   sehingga   edible  film   yang  dihasilkan   memiliki   nilai fungsional yang lebih baik. Tujuan penelitian adalah membuat edible film dari pati jagung dengan perasan temu hitam sebagai antioksidan dan gliserol sebagai plasticizer yang kemudian diaplikasikan sebagai coating pada buah segar.
Pembuatan edible film dilakukan dengan mencampurkan 3 gram pati jagung kemudian ditambah dengan 0,12 gr karagenan, 0,3 mL gliserol dalam 100 mL aquades,. Campuran dipanaskan pada temperatur 85-90oC disertai pengadukan selama 30 menit hingga pati tergelatinasi. Selanjutnya setelah pati tergelatinasi ditambahkan perasan temu hitam 7 mL dan dilakukan pengadukan supaya homogen. Selanjutnya suspensi edible film dicetak menggunakan teflon berdiameter 20 cm dan dikeringkan dalam oven pada suhu 40oC selama 24 jam. Edible film kemudian dilepas dari teflon.
Edible Film selanjutnya dilakukan pengujian kualitas yang meliputi uji mekanik (tensile strength dan persen elongasi) dan uji coating pada buah apel. Berdasarkan hasil pengujian kualitas edible film pada konsentrasi pati jagung 3% dan perasan temu hitam 7%, didapatkan hasil uji tensile strength sebesar 7,97
MPa, nilai persen elongasi sebesar 12%. Buah apel  yang tanpa pelapis (non- coating) mengalami penurunan berat yang signifikan dibandingkan dengan buah apel yang di coating. Hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa pada kriteria warna buah apel responden lebih menyukai buah apel non-coating sedangkan untuk kriteria tekstur dan warna buah apel responden lebih menyukai buah apel coating.