ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan (1) Landasan pemikiran Mangkunegoro VI dalam mencetuskan studiefonds praja Mangkunegaran, (2) Eksistensi studiefonds Mangkunegaran sampai tahun 1929, (3) Peranan studiefonds Mangkunegaran dalam memberikan subsidi pendidikan bagi sentono praja Mangkunegaran tahun 1930-1940. Sejalan dengan penelitian tersebut maka penelitian ini menggunakan metode historis, yang meliputi langkah-langkah : heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Adapun sumber data yang digunakan adalah sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer berupa Rijksblad Mangkunegaran, laporan tutup buku dari kas studiefonds Mangkunegaran. Sumber sekunder berupa buku, majalah yang relevan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka yaitu mempergunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data. Teknik analisis data dilakukan dengan analisis data historis. Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan (1) Tercetusnya studiefonds Mangkunegaran disebabkan oleh keadaan ekonomi praja Mangkunegaran yang baik. Pada masa pemerintahan Mangkunegoro VI dalam menerapkan anggaran belanja praja Mangkunegaran sangat sederhana demi menguatkan ekonomi praja Mangkunegaran sehingga dapat melunasi hutangnya dan masih mempunyai simpanan uang untuk masa depan dan ide politik etis pemerintah Hindia Belanda, yang salah satu kebijakannya adalah pendidikan. Hal itu menyebabkan para penguasa KGPAA Mangkunegoro khususnya KGPAA Mangkunegoro VI dan KGPAA Mangkunegoro VII sangat progresif dalam memikirkan dan mengusahakan kesejahteraan serta kemajuan rakyatnya agar tidak ketinggalan zaman. Hal itu antara lain dijalankan dengan memberi prioritas utama kepada pembangunan-pembangunan infrastruktur dan pembangunan dunia pendidikan. (2) Eksistensi studiefonds Mangkunegaran sampai tahun 1929. Pelaksanaan kegiatan studiefonds mulai didirikan sampai tahun 1929 dapat dinyatakan cukup berhasil. Hal ini dapat dilihat dalam laporan tahunan studiefonds bahwa selama 17 tahun perjalanan studiefonds ternyata telah berhasil menyalurkan bantuan kepada 200 orang murid/mahasiswa. 180 orang siswa mendapat bantuan dari studiefonds A, yang sumber dananya berasal dari subsidi praja, sisanya 20 orang sisa mendapat bantuan melalui studiefonds B. Dari seluruh siswa tersebut yang berhasil menyelesaikan belajarnya sebanyak 77 orang siswa (39%), tidak lulus/keluar 25 orang (13%), dan yang masih melanjutkan belajar sebanyak 98 orang murid (48%) (3) Peranan studiefonds Mangkunegaran dalam memberikan subsidi pendidikan bagi sentono praja Mangkunegaran tahun 1930-1940. Perkembangan jumlah penerima dana studiefonds Mangkunegaran semakin meningkat, penerima studiefonds sebelum depresi saja sebanyak 200 siswa bahkan sampai pada masa depresipun jumlah penerima studiefonds sebanyak 568 siswa, yang mendapat ijazah 246 siswa yang tidak mendapat ijazah atau tidak lulus 237 dan masih belajar sebanyak 87 siswa. Dana studiefonds yang tersalurkan sampai tahun 1939 sebanyak f 9.872,35. Selama sepuluh tahun jumlah uang yang masuk ke kas studiefonds yang berasal dari angsuran siswa ternyata naik turun. Hal ini disebabkan banyak murid yang sudah selesai belajarnya, tetapi belum memenuhi kewajiban mengangsur dana yang telah dinikmatinya.