ABSTRAK
Studi ini bertujuan untuk menganalisis data panel transaksi electronic money terhadap velositas uang di 7 negara Asia Pasifik yaitu India, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Singapura, Thailand pada kurun waktu 2010-2016. Variabel independen dalam penelitian ini adalah transaksi electronic money dan suku bunga sedangkan variabel dependen penelitian ini adalah velositas uang. Penelitian ini menggunakan analisis data panel. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah fixed effect dengan metode Generalized Least Square (GLS). Penggunaan metode GLS digunakan untuk penyembuhan asumsi klasik dan heterokedastisitas yang terkandung dalam model fixed effect. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa trend transaksi electronic money pada 7 negara cenderung meningkat pada tahun 2010-2016 kemudian memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap velositas atau kecepatan perputaran uang. Sedangkan variabel tingkat bunga memiliki pengaruh positif dan negatif signifikan terhadap velositas uang. Hasil pada penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan dan berdasarkan teori kuantitas uang dari Irving Fisher. Kemudian ditambahkan teori preferensi likuiditas untuk melihat faktor lain yaitu suku bunga yang mempengaruhi velositas uang. Dengan hasil berupa implikasi electronic money terhadap stabilitas finansial yang dicerminkan oleh velositas uang, maka hal yang diperhatikan adalah bagaimana dampak fenomena cashless society yang sedang marak terjadi terhadap perekonomian dan bagaimana kesiapan pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi fenomena tersebut. Kata Kunci: Electronic Money, Suku Bunga, Velositas Uang, Data Panel
