;

Abstrak


Alih Kode dan Campur Kode dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMK Negeri 1 Banyumas


Oleh :
Bekty Tandaningtyas Sundoro - S841608007 - Sekolah Pascasarjana

Penelitian alih kode dan campur kode dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan: (1) wujud alih kode dan campur kode, (2) faktor penyebab terjadinya alih kode dan campur kode, dan (3) dampak alih kode dan campur kode yang terjadi dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia di SMK Negeri 1 Banyumas.
Data dalam penelitian ini berupa data tertulis mengenai peristiwa tutur berupa  alih  kode  guru  dan  siswa  yang  muncul  pada  pembelajaran  Bahasa Indonesia di SMK Negeri 1 Banyumas. Sumber data dalam penelitian ini adalah informan dan analisis dokumen. Pengumpulan data menggunakan metode simak dan cakap. Teknik validitas data dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi sumber data dan review informan. Analisis data dengan menggunakan metode padan intralingual.
Wujud alih kode yang terjadi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SMK Negeri 1 Banyumas berupa alih kode ekstern dan intern. Wujud campur kode yang terjadi dalam dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SMK Negeri 1
Banyumas yaitu: (1) penyisipan kata, (2) penyisipan frase, (3) penyisipan klausa, (4) penyisipan pengulangan kata, dan (5) penyisipan ungkapan. Faktor penyebab terjadinya alih kode yaitu: (1) penutur, (2) mitra tutur, (3) hadirnya penutur ketiga, (4) topik pembicaraan, (5) humor, (6) tujuan dan fungsi pembicaraan, dan (7) memperkuat identitas kelompok. Faktor penyebab terjadinya campur kode yaitu: (1) berubahnya situasi, (2) ingin menjelaskan sesuatu, dan (3) menjalin keakraban antara guru dan siswa. Dampak positif penggunaan alih kode dan campur kode dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SMK Negeri 1 Banyumas adalah pembelajaran bahasa Indonesia menjadi lebih aktif, efektif dan komunikatif. Dampak negatif penggunaan alih kode dan campur kode dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di Negeri 1 Banyumas yaitu penguasaan kosakata bahasa Indonesia siswa yang kurang berkembang karena siswa kurang berlatih dalam meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia yang baik dan benar.