Abstrak


Motivasi penggunaan pola urutan fungsi keterangan Bahasa Indonesia dalam tajuk surat kabar harian Solopos


Oleh :
Bety Ningtyas - C0298015 - Fak. Sastra dan Seni Rupa

ABSTRAK Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini yakni (1) Bagaimana kemungkinan pola urutan fungsi keterangan bahasa Indonesia? (2) Pola urutan fungsi keterangan apa saja yang terdapat dalam Tajuk Surat Kabar Harian Solopos? (3) Apa motivasi penggunaan pola urutan fungsi keterangan pada Tajuk Surat Kabar Harian Solopos? Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui kemungkinan pola urutan fungsi keterangan bahasa Indonesia. (2) Menemukan pola urutan fungsi keterangan apa saja yang terdapat dalam Tajuk Surat Kabar Harian Solopos. (3) Mengetahui motivasi penggunaan pola urutan fungsi keterangan dalam Tajuk Surat Kabar Harian Solopos. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Ancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah ancangan analisis wacana sebagai perluasan dari ancangan strukturalisme. Sumber data penelitian ini berupa Tajuk Surat Kabar Harian Solopos edisi Januari-Juni 2005 kecuali hari Minggu dan hari libur nasional. Data dalam penelitian ini adalah kalimat yang mempunyai pola urutan fungsi keterangan berbahasa Indonesia, berklausa tunggal atau majemuk bertingkat berjenis deklaratif. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik pustaka. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik pelepasan atau delisi, teknik pembalikan urutan atau permutasi dan oposisis (kontras). Dari analisis ini dapat disimpulkan tiga hal: (1) kemungkinan pola urutan fungsi keterangan kalimat bahasa Indonesia berjumlah 32 macam. Berikut kemungkinan pola kalimat tersebut. (a) Pola urutan pada kalimat intransitif berjumlah 9 macam, yaitu S-P-K, S-K-P, K-S-P, S-P-K-K, S-K-P-K, K-S-P-K, KK- S-P, K-S-K-P dan S-K-K-P. (b) Pola urutan pada kalimat monotransitif berjumlah 14 macam, yaitu S-P-O-K, S-K-P-O, K-S-P-O, S-P-K-O, S-P-O-K-K, S-K-P-O-K, K-S-P-O-K, K-S-K-P-O, K-K-S-P-O, S-K-K-P-O, S-K-P-K-O, S-PK-O-K, S-P-K-K-O dan K-S-P-K-O. (c) Pola urutan pada kalimat bitransitif berjumlah 9 macam, yaitu S-P-O-O-K, S-K-P-O-O, K-S-P-O-O, S-P-O-O-K-K, S-K-K-P-O-O, K-K-S-P-O-O, K-S-P-O-O-K, K-S-K-P-O-O, S-K-P-O-O-K. (2) Pola urutan fungsi keterangan kalimat yang ditemukan dalam Tajuk Surat Kabar Harian Solopos tersebut berjumlah 9 macam. Berikut macam pola yang terdapat dalam Tajuk tersebut. (a) Pola urutan pada kalimat intransitif berjumlah 3 macam, yaitu S-P-K, K-S-P dan S-P-K-K. (b) Pola urutan pada kalimat monotransitif berjumlah 6 macam, yaitu S-P-O-K, S-K-P-O, K-S-P-O, S-P-K-O, S-K-P-O-K, K-S-P-O-K. (3) Motivasi penggunaan pola urutan fungsi keterangan dalam Tajuk tersebut adalah sebagai berikut. (a) Motivasi penulis Tajuk mempergunakan pola yang menempatkan fungsi keterangan (K) di awal fungsi keterangan kalimat gramatikal bahasa Indonesia disebabkan oleh informasi yang belum disebutkan sebelumnya. Selain itu, fungsi keterangan ini merupakan unsur yang lebih diutamakan atau lebih dipentingkan informasinya. (b) Motivasi yang mendorong penulis Tajuk mempergunakan fungsi keterangan (K) di antara fungsi S-P dalam pola kalimat disebabkan oleh informasi yang belum disebutkan sebelumnya atau berupa informasi baru. Walaupun informasi yang disampaikan merupakan informasi baru tetapi fungsi K tidak digunakan di awal disebabkan oleh pengulangan (pararelisme) fungsi S yang digunakan pada setiap awal kalimat dalam sebuah paragraf yang memuat data. Selain itu, makna yang terkandung di dalam fungsi keterangan tersebut berguna mempertegas informasi unsur S serta membawa informasi yang diutamakan. (c) Motivasi yang mendorong penulis Tajuk mempergunakan K di antara pola P-O dalam sebuah kalimat disebabkan oleh fungsi keterangan tersebut membawa informasi baru. Selain itu, fungsi keterangan tersebut merupakan informasi yang diutamakan dari pada unsur O dan fungsi keterangan tersebut juga berguna untuk mempertegas informasi pada fungsi P dan O. (d) Motivasi yang mendorong penulis Tajuk mempergunakan K di akhir kalimat disebabkan oleh informasi yang dibawa oleh unsur K telah disebutkan pada penanda kohesi sebelumnya. Selain itu, informasi pada fungsi keterangan tersebut merupakan informasi yang tidak diutamakan, fungsinya memperjelas unsur-unsur inti, seperti S atau P maupun O dan waktu kejadian telah lama berlangsung.