Abstrak
Analisis pertumbuhan daya saing sektor industri daerah di propinsi Jawa Tengah tahun 1993-2001
Oleh :
Nuril Fikri Aulia - F0199053 - Fak. Ekonomi dan Bisnis
Abstrak
Pertumbuhan sektor industri pengolahan diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi kemajuan daerah secara umum. Pengembangan sektor industri harus benar-benar disesuaikan dengan kondisi dan potensi yang dipunyai oleh masing-masing daerah. Hal inilah yang menjadi dasar penelitian yang lebih mendalam mengenai pertumbuhan daya saing sektor industri daerah khususnya di Jawa Tengah pada tahun 1993-2001.
Masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah bagaimana kondisi dari masing-masing komponen pertumbuhan di masing-masing daerah di Jawa Tengah dan seberapa besar pengaruh dari pajak daerah, jumlah siswa SMU, dan PDRB per kapita terhadap pertumbuhan daya saing sektor industri daerah di Jawa Tengah. Permasalahan pertama bukanlah bersifat pembuktian dan hanya merupakan pemaparan fakta sehingga tidak ada hipotesis yang diajukan. Hipotesis untuk masalah kedua adalah bahwa pajak daerah diduga berpengaruh signifikan dan negatif terhadap pertumbuhan daya saing sektor industri daerah sedangkan jumlah siswa SMU dan PDRB per kapita diduga berpengaruh signifikan dan positif terhadap pertumbuhan daya saing sektor industri daerah.
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis shift share dengan metode klasik dan Esteban-Marquillas untuk mengetahui setiap komponen pertumbuhan sektor industri. Salah satu komponen yang dihasilkan dari analisis tersebut adalah komponen pertumbuhan daya saing daerah yang selanjutnya dianalisis faktor-faktor yang mempengaruhinya (pajak daerah, jumlah siswa SMU, dan PDRB per kapita) dengan alat analisis regresi linear berganda. Hasil analisis dengan metode shift share menunjukkan bahwa Kabupaten Cilacap, Kabupaten Kudus, dan Kota Semarang sebagai Kabupaten/Kota yang bisa disebut unggul dalam sektor industri dibuktikan dengan hasil tertinggi dari masing-masing komponen pertumbuhan. Sedangkan pengujian dengan regresi berganda menunjukkan bahwa pajak daerah terbukti signifikan negatif mempengaruhi pertumbuhan daya saing sektor industri daerah pada taraf signifikansi 5% dan sesuai hipotesis, jumlah siswa SMU ternyata tidak signifikan berpengaruh pada pertumbuhan daya saing sektor industri daerah baik pada taraf signifikansi 10% atau 5% dan tidak sesuai dengan hipotesis, sedangkan PDRB per kapita terbukti signifikan positif mempengaruhi pertumbuhan daya saing sektor industri pada taraf signifikansi 5% dan sesuai hipotesis. Besarnya koefisien regresi dari pajak daerah sebesar –0,06154 menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1000 rupiah dari pajak daerah akan menurunkan pertumbuhan daya saing sektor industri daerah sebesar 61540 rupiah. Besarnya koefisien regresi dari jumlah siswa SMU sebesar 2,839813 berarti bahwa tiap kenaikan satu orang siswa SMU akan menaikkan pertumbuhan daya saing sektor industri daerah sebesar 2839813 rupiah. Koefisien PDRB per kapita sebesar 376293,3 menunjukkan bahwa setiap kenaikan PDRB per kapita sebesar 1000 rupiah akan menaikkan pertumbuhan daya saing sektor industri daerah sebesar 376293300 rupiah. Hasil uji F pada model regresi menunjukkan bahwa secara bersama-sama semua variabel independen yang dipakai dalam model signifikan mempengaruhi pertumbuhan daya saing sektor industri daerah dan variasi dari pertumbuhan daya saing sektor industri daerah sebesar 68,5% dapat dijelaskan oleh variasi dari pajak daerah, jumlah siswa SMU, dan PDRB per kapita yang ditunjukkan oleh besarnya nilai R square.
Saran yang diberikan pada penelitian kali ini adalah diharapkan pemerintah daerah Kabupaten/Kota lebih peka dalam melihat potensi yang ada di wilayahnya, pengembangan sektor industri tidak boleh lepas dari pengembangan sektor lain, pengefektifan penerimaan pajak daerah, perbaikan sistem pendidikan, serta upaya-upaya peningkatan PDRB per kapita dengan memperhatikan laju pertumbuhan penduduk.