Abstrak
Evaluasi sistem penerimaan kas pada PDAM Surakarta
Oleh :
Agus Harmanto - F3302503 - Fak. Ekonomi dan Bisnis
ABSTRAK
Perusahaan Daerah Air Minum adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa, maka sumber penerimaan kasnya berbeda dengan sumber penerimaan kas pada perusahaan manufaktur maupun perusahaan dagang yang diajarkan pada mata kuliah Sistem Informasi Akutansi. Sumber penerimaan kas PDAM kota Surakarta terdiri dari penerimaan pendapatan air dan penrimaan pendapatan non air. Mengingat proses penerimaan kas ini mengandung kerawanan adanya penggelapan serta penyelewengan kas, maka diperlukan sistem akutansi penerimaan kas yang baik.
Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai sistem dan prosedur penerimaan kas pada PDAM Surakarta. Metodologi penelitian yang digunakan adalah dengan mengadakan survei di PDAM Surakarta dan wawancara dengan pihak terkait. Sistem dan prosedur penerimaan kas akan melibatkan fungsi yang terkait, dokumen yang digunakan, catatan akuntansi yang digunakan, jaringan prosedur yang membentuk sistem, serta bagan alir. Selain itu adanya unsur pengendalian intern yang terjadi pada perusahaan. Penulis akan membandingkan dengan teori-teori yang diperoleh dengan praktek nyata pada PDAM Surakarta.
Berdasarkan penelitian pada sistem penerimaan kas di PDAM Surakarta maka ditemukan adanya kelebihan, yaitu pemisahan fungsi sudah diterapkan dengan baik dan setiap bagian sudah melaksanakan tugasnya sesuai dengan desripsi jabatan yang ditetapkan, fungsi pengelola kas / kasir terpisah dengan fungsi akuntansi, sistem otorisasi dalam setiap transaksi dilakukan oleh bagian-bagian yang terkait, sudah diadakan pemeriksaan secara mendadak terhadap kas. Sedangkan kelemahannya adalah tidak adanya fungsi peneliti rekening yang bertugas untuk mengadakan pengecekan ulang terhadap jumlah pemakaian rekening yang tidak wajar dan mencocokan antara rekening dengan DRD air, bukti utama yang digunakan dalam pencatatan transaksi penerimaan kas dari penjualan air dan pemasangan sambungan baru masih kurang efektif dan efisien. Berdasarkan kelemahan yang ditemukan, maka disarankan supaya dibentuk fungsi peneliti rekening yang bertugas untuk mengecek ulang rekening dan mencocokan rekening dengan DRD air yang bertujuan untuk menjamin keandalan dokumen perusahaan, sebaiknya bukti utama yang digunakan dalam pencatatan transaksi penerimaan kas dari penjualan air dan pemasangan sambungan baru berasal dari LHK yang merupakan rekap dari LPP non air, LPP penjualan air, dan LPH, sehingga sub bagian pembukuan jelas dalam melakukan pencatatan kedalam jurnal kas.