ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan mendeskripsikan proses-proses manifestasi populer keberdayaan perempuan dalam film Pride and Prejudice versi
2005. Di samping itu, penelitian ini juga bertujuan untuk melihat implikasi manifestasi keberdayaan perempuan terhadap eksistensi kaum perempuan.
Penelitian ini menerapkan teori posfeminisme untuk memahami tema penelitian yakni keberdayaan perempuan yang berada dalam ranah posfeminisme. Teori-teori film Mulvey, Metz, dan Villarejo diaplikasikan untuk mengkaji kode-kode film, dibantu dengan teori Semiotika Barthes untuk memahami keterkaitan antara makna dibalik kode-kode film dengan konteks masyarakat dalam film dan masyarakat pembuat film.
Penelitian ini menemukan bahwa keberdayaan perempuan ditunjukkan melalui praktik-praktik technology of sexiness; perempuan memberdayakan sensualitas dari properti tubuh perempuan dan menunjukkan sikap-sikap dominasi untuk menaklukkan kaum pria. Dengan demikian tujuan-tujuan individual perempuan berhasil dicapai. Namun demikian, proses-proses manifestasi keberdayaan perempuan memberikan implikasi secara negatif, yakni bahwa tubuh perempuan dieksploitasi untuk memberikan kesenangan bagi penonton dari sudut pandang kaum pria (male gaze). Hal ini membuktikan bahwa posfeminisme telah mendegradasi citra dan martabat kaum perempuan. Di samping itu, praktik konsumsi untuk menjaga popularitas perempuan membuat perempuan mengalami retorika individualis.
Kata kunci: manifestasi populer, keberdayaan perempuan, technology of sexiness, posfeminisme, film Pride and Prejudice 2005.
