Aspirin sering digunakan sebagai antiphyretik, analgesic (penenang), dan anti inflamantory. Untuk memenuhi kebutuhan dalam dan luar negeri, maka dirancang pabrik aspirin dengan kapasitas 15.000 ton/tahun dengan bahan baku asam salisilat 12.778 ton/tahun dan asetat anhidrat 10.527 ton/tahun. Dengan
memperhatikan beberapa faktor, seperti aspek penyediaan bahan baku, transportasi, tenaga kerja, pemasaran, serta utilitas, maka lokasi pabrik yang cukup strategis adalah di Kawasan Industri Gresik, Jawa Timur.
Peralatan proses yang ada antara lain mixer, reaktor, crystallizer, rotary
drum vaccum filter, centrifuge, menara distilasi, rotary dryer, heat exchanger dan pompa. Proses pembuatan aspirin yaitu tahap pertama persiapan bahan baku, tahap kedua pembentukan produk aspirin dalam Reaktor Alir tangki Berpengaduk (RATB) pada suhu 85oC dan tekanan 1 atm. Reaksi berlangsung secara endotermis, sehingga diperlukan jaket pemanas dan digunakan saturated steam. Tahap ketiga pengkristalan larutan aspirin dalam crystallizer dengan pendinginan sampai suhu 20oC. Tahap keempat pengeringan produk aspirin kristal di dalam rotary dryer. Tahap kelima recovery reactant yang berlangsung di dalam menara distilasi, dimana produk atas (asam asetat) sebagai produk samping dan produk bawah akan direcycle kembali ke mixer.
Unit pendukung proses meliputi unit pengadaan air sebesar 4.865,15 kg/jam, unit pengadaan steam sebesar 2.211,60 kg/jam, tenaga listrik sebesar 300 kW, penyediaan udara tekan 60 m3/jam, bahan bakar solar sebesar 40 L/jam, bahan bakar batu bara sebesar 389 kg/jam, unit refrigerasi dan unit pengolahan limbah. Terdapat tiga laboratorium, yaitu laboratorium fisik, laboratorium analitik dan laboratorium penelitian dan pengembangan, untuk menjaga kualitas bahan baku dan produk.
Perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dengan struktur organisasi line and staff. Sistem kerja karyawan berdasarkan pembagian jam kerja yang terdiri dari karyawan shift dan non shift.
Hasil analisa ekonomi terhadap prarancangan pabrk aspirin diperoleh modal tetap pabrik sebesar Rp 52.722.276.887 dan biaya produksi total sebesar Rp 320.317.740.618. Analisis kelayakan menunjukkan bahwa bila harga jual produk sebesar Rp 90.857/kg dan dalam satu tahun produk terjual 15.000.000 kg, maka diperoleh ROI sebelum pajak 28,90%, setelah pajak 21,68%, POT sebelum dan sesudah pajak adalah 2,7 tahun dan 3,4 tahun, BEP 44,30%, dan SDP 25,02%. Sedangkan DCF sebesar 13,44%. Hasil evaluasi ekonomi menunjukkan bahwa pabrik aspirin dengan kapasitas 15.000 ton/tahun layak didirikan