Abstrak
Analisis elastisitas permintaan jagung di Jawa Tengah
Oleh :
Taufik Raharjo - F0101076 - Fak. Ekonomi dan Bisnis
ABSTRAK
Sumbangan sub sektor tanaman bahan makanan dalam sektor pertanian menempati urutan pertama. Besarnya kontribusi tanaman bahan makanan tidaklah mengherankan, karena pangan merupakan kebutuhan pokok dalam menunjang kelangsungan hidup bagi manusia. Jagung sebagai salah satu jenis palawija, pada dasarnya merupakan bahan pangan sebagai sumber karbohidrat kedua sesudah beras bagi penduduk Indonesia pada umumnya dan Jawa Tengah pada khususnya. Dalam kurun waktu 1999 hingga 2003 terdapat gejala kenaikan permintaan jagung, sehingga patutlah jika komoditi jagung Jawa Tengah menjadi sorotan. Meskipun di Jawa Tengah terjadi surplus penawaran jagung, namun konsumsi masyarakat Jawa Tengah terhadap jagung belum bisa mengimbangi penawaran yang ada. Untuk itu maka diperlukan penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan jagung.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendapatan perkapita, harga jagung, harga beras, dan jumlah penduduk di Jawa Tengah terhadap permintaan jagung. Dengan menggunakan data time series tahun 1994-2003.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah pendapatan perkapita, harga beras, dan jumlah penduduk berpengaruh positif terhadap permintaan jagung, sedangkan harga jagung berpengaruh negatif terhadap permintaan jagung. Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan analisis regresi linier berganda double logaritma-natural dengan model Ln Q = Ln 0 + 1 Ln Ic + 2 Ln Pjg + 3 Ln Pbrs + 4 Ln Pnddk + I. Untuk keperluan olah data digunakan program eveiws
Berdasarkan hasil analisis regresi double logaritma-natural variabel pendapatan perkapita berpengaruh positif secara signifikan terhadap permintaan jagung dengan koefisien 0,595. Harga jagung ternyata tidak berpengaruh secara signifikan terhadap permintaan jagung dengan koefisien 0,046. Harga beras berpengaruh negatif secara signifikan terhadap permintaan jagung dengan koefisien 0,219. Dan jumlah penduduk berpengaruh positif terhadap permintaan jagung dengan koefisien 0,689.
Saran yang diajukan dalam penelitian ini adalah Pertama, perlu adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menaikkan standar Upah Minimum Regional (UMR) oleh Pemerintah menjadi upah untuk hidup layak. Kerena dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik maka permintaan jagung akan meningkat, karena masyarakat akan menaikkan prosentase pengeluaran pendapatan untuk hal-hal yang selera mereka. Kedua, perlu dirancang strategi diversifikasi produk jagung sehingga menambah nilai tambah dari pada jagung itu sendiri. Sehingga akan menambah pendapatan bagi produsen jagung dan lebih menambah permintaan jagung yang dikarenakan meningkatnya selera masyarakat dalam mengkonsumsi jagung. Ketiga, perlu adanya pengendalian terhadap harga beras agar tidak mempengaruhi permintaan komoditi lain, terutama jagung. Hal ini dikarenakan bahwa komoditi beras masih memegang peranan penting dalam komoditi pangan. Keempat, karena jumlah penduduk berpengaruh positif. Perlu adanya distribusi yang baik untuk menyeimbangkan antara permintaan dan penawaran untuk mempertahankan dan meningkatkan permintaan jagung yang berkaitan dengan jumlah konsumen. Yaitu dengan mengekpor atau mendistribusikan produk jagung ke daerah lain.