;
ABSTRAK
Latar Belakang: Kebisingan pesawat > 85 dB terutama di apron pesawat mempengaruhi kesehatan pendengaran petugas bandara. Bising dengan intensitas tinggi akan menyebabkan gangguan pendengaran akibat bising (NIHL).
Tujuan: Mengetahui hubungan antara tingkat kebisingan dengan gangguan pendengaran akibat bising.
Metode: Penelitian ini merupakan studi epidemiologi dengan desain cross sectional, sejak November sampai Desember 2017. Sampel penelitian ini dengan tehnik total sampling, sebanyak 120 orang petugas bandara.Pengukuran tingkat kebisingan pesawat dengan menggunakan alat sound level meter. Diagnosis NIHL ditegakkan dari hasil pemeriksaan fisik THT dan pemeriksaan audiometri nada murni.Analisis statistik menggunakan univariat dan bivariat, dengan chi square sedangkan multivariat dengan regresi logistik ganda model faktor resiko. Hasil :Tingkat kebisingan pesawat adalah faktor risiko yang berpengaruh terhadap terjadinya NIHL. Petugas bandara yang terpapar bising memiliki risiko mengalami NIHL 1,649 kali (p,024;RP>1) setelah mengontrol pengaruh dari faktor perancu umur, masa kerja, pemakain APT, merokok, hipertensi, diabetes melitus dan hiperlipidemia.
Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kebisingan dengan gangguan pendengaran akibat bising pada petugas bandara Adi Soemarmo.
Kata kunci : Tingkat kebisingan pesawat, Noise induced Hearing Loss, Hipertensi, Diabetes Melitus, Hiperlipidemia