;

Abstrak


Analisis Multilevel Faktor Sosio Kultural dan Gaya Hidup Lingkungan Sekolah terhadap Kejadian Berat Badan Lebih pada Remaja di Kabupaten Karanganyar


Oleh :
Aris Widiyanto - S021602006 - Sekolah Pascasarjana

Abstrak

Latar belakang: Data Riskedas tahun 2013 menunjukkan prevalensi remaja usia 13-15 tahun yang memiliki berat badan lebih sebesar 10.8%. Kabupaten Karanganyar berada di urutan ke empat dengan jumlah kasus berat badan lebih pada remaja di Jawa tengah, yaitu sebanyak 8.2%. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan faktor sosio kultural dan gaya hidup lingkungan sekolah terhadap kejadian berat badan lebih pada remaja di Kabupaten Karanganyar menggunakan teori social cognitive theory (SCT), determinan sosial kesehatan, dan PRECEDE-PROCEED model.
Subjek dan metode: Penelitian ini merupakan analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian dilakukan di 25 sekolah menengah pertama di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah pada bulan Desember 2017. Subjek penelitian sebanyak 200 remaja sekolah menengah pertama di Kabupaten Karanganyar dipilih dengan teknik fixed disease sampling. Variabel dependen adalah berat badan lebih pada remaja. Variabel independen adalah asupan makanan, kebiasaan jajan, aktifitas fisik, efikasi diri, IMT ayah, IMT ibu, pengaruh teman sebaya, dan gaya hidup lingkungan sekolah. Data berat badan diukur menggunakan timbangan digital dan data tinggi badan diukur menggunakan microtoise. Data lainnya dikumpulkan menggunakan kuesioner. Data dianalisis menggunakan analisis multilevel.
Hasil: Asupan makan tinggi (b= 1.56; SE= 0.73; p= 0.032), kebiasaan jajan sering (b= 1.27; SE= 0.70; p= 0.069), IMT ayah ?23 (b= 1.60; SE= 0.79; p= 0.042), IMT ibu ?23 (b= 2.29; SE= 0.76; p= 0.002), pendapatan orangtua ?UMR (b= 2.17; SE= 0.76; p= 0.004), dan pengaruh teman sebaya kuat (b= 2.22; SE= 0.65; p= 0.001) berpengaruh meningkatkan risiko kejadian berat badan lebih pada remaja. Efikasi diri tinggi (b= -3.61; SE= 0.75; p <0 xss=removed xss=removed>Kesimpulan: Asupan makan, kebiasaan jajan, IMT ayah, IMT ibu, pendapatan orangtua, dan pengaruh teman sebaya berpengaruh meningkatkan risiko kejadian berat badan lebih pada remaja. Efikasi diri dan aktifitas fisik tinggi berpengaruh menu¬run¬kan risiko kejadian berat badan lebih pada remaja.

Kata Kunci : berat badan lebih, sosio kultural, gaya hidup lingkungan sekolah, remaja