;

Abstrak


Kajian Implementasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar Multietnis: Studi Kasus di SD Islam Diponegoro Surakarta Tahun Ajaran 2017/2018


Oleh :
Retno Wihyanti - S031608012 - Sekolah Pascasarjana

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menganalisis problematika peserta didik di sekolah  dasar  dari  sudut  pandang keberagaman  etnisnya.  (2)  Menganalisis    bidang Bimbingan dan Konseling (BK) yang diterapkan. (3) Menganalisis layanan Bimbingan dan Konseling yang diterapkan.

Bentuk penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan strategi penelitian studi kasus. Pemilihan studi kasus dalam penelitian mengarah kepada dua keunggulan yang  dimiliki  SD  Islam  Diponegoro,  yaitu  keberagaman  etnis  peserta  didik  dan pelaksanaan BK oleh ahli. Teknik pengumpulan data yang digunakan, yaitu wawancara mendalam, observasi partisipatif pasif, kuesioner, dan studi dokumen. Keabsahan data dilakukan melalui umpan balik informan dan triangulasi. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu triangulasi: metode, data, dan teori. Teknik analisis data menggunakan analisis interaktif yang terdiri dari 3 tahapan, yaitu: reduksi, penyajian data, serta penarikan simpulan/verifikasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Bentuk permasalahan yang muncul ada beberapa perbedaan dengan teori yang digunakan. Perbedaan ini lebih mengarah kepada aspek keagamaan. Masalah keagamaan tidak muncul pada riset ini. Namun, persamaan temuan dengan teori yang digunakan lebih kepada masalah kebiasaan diriaspek kedisiplinan diri, akademik, dan cara berkomunikasi dengan orang lain. (2) Bidang bimbingan  dan konseling   yang diterapkan  sudah  seluruhnya,  baik  belajar,  pribadi, sosial, maupun karier. Namun, dalam penentuan kegiatan/program setiap bimbingan masih mengalami kesenjangan. Hal tersebut diasumsikan berkaitan dengan kebijakan sekolah dan juga sumber daya. (3) Layanan bimbingan dan konseling sudah terlaksana dalam menangani pelayanan, tetapi   ada perbedaan dengan teori yang ada dalam hal program-program yang dilaksanakan. Hal tersebut dapat disebabkan adanya proporsi guru BK dengan jumlah peserta didik yang belum sesuai. Selain itu, dapat pula disebabkan adanya pembauran kompetensi personel. Dengan demikian, ada ketidakoptimalan dalam beberapa pelaksanaan layanan.

Berdasarkan temuan, dapat disimpulkan bahwa layanan dan bimbingan saling berkaitan keberadaannya dengan permasalahan yang timbul dari peserta didiknya. Kondisi budaya yang sebelumnya berkaitan dengan kondisi empiris pelaksanaan bimbingan karier, juga menjadi latar penjabaran etnisitas dan konteks pelaksanaan BK. Kecenderungan  pelaksanaan  ini  kembali  kepada  budaya  sekolah   yang  berdasar keislaman dan sesuai dengan visi dan misi serta budaya unggul sekolah.