ABSTRAK NOVEL OPERA JAKARTA KARYA TITI NGINUNG (TINJAUAN STRUKTURALISME GENETIK.) Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Agustus 2006. Tujuan penelitian ini adalah: (1) mendeskripsikan struktur novel Opera Jakarta karya Titi Nginung dilihat dari hubungan antartokoh dan hubungan tokoh dengan objek yang ada di sekitarnya, (2) mendeskripsikan latar belakang pandangan dunia pengarang terhadap novel Opera Jakarta, (3) menggolongkan novel Opera Jakarta karya Titi Nginung berdasarkan jenisnya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang bersifat dialektik. Sumber data yang digunakan adalah dokumen berupa novel dan informan yakni pengarang novel Opera Jakarta. Teknik cuplikan yang digunakan adalah purposive sampling, berupa cuplikan teks dan informasi dari pengarang. Teknik analisis data penelitian ini adalah analisis dokumen, isi, dan wawancara mendalam. Uji validitas data yang digunakan adalah triangulasi teori dan metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis mengalir. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) struktur yang tercipta terjalin sangat bagus. Hubungan antar tokoh yang terdapat dalam novel Opera Jakarta sangat kompleks dan rumit. Persaingan, persahabatan, perselingkuhan, kepatuhan palsu, dendam, rindu, cemburu, simpati, antipati, fitnah dan cinta telah membaur dalam hubungan yang tercipta dari tokoh-tokohnya. Joko, Demas, Santosa, dan Frans sama-sama mencintai Rum. Betsi bersaing dengan Rum. Paman Jangkung mencintai Tante Jangkung, namun juga memuja dan meremehkan Tante Muda. Papi sangat membenci Joko. Himan menyayangi Rum dan menaruh dendam pada Papi dan Eka. Mami menyayangi anak-anaknya. Joko sangat menyayangi neneknya. Paman Yas setia mencintai dan menjaga Mami. Ibu Santosa meremehkan Suaminya. Merry yang selalu dianggap bodoh oleh orang-orang yang ada disekelilingnya. Joko yang memiliki pengaruh besar terhadap remaja yang memujanya. Hubungan Joko dengan status sosial dan latar belakang kemiskinannya terjalin erat. Hubungan Rum dengan kemacetan kota Jakarta. Hubungan Joko dengan perjalanan kariernya, dan Sitem dengan sistem sosial yang mengajaknya berdamai dengan hidup; (2) pandangan dunia dalam novel Opera Jakarta adalah humanisme kejawen, hal tersebut ditunjukkan oleh pengarang dengan menempatkan penghargaan terhadap kemanusiaan yang banyak mengangkat filosofis hidup masyarakat Jawa. Tokoh Yoko atau Joko dan Sitem adalah tokoh yang dijadikan pengarang untuk menyampaikan pandangan dunianya. Sedangkan pandangan dunia pengarang mengenai cinta, oleh pengarang disampaikan melalui hubungan Yoko dengan Rum, hubungan Paman Yas dengan Mami, hubungan Demas dengan Rum, bahwa cinta sejati hanya satu kali kita alami, dan kita hanya mengetahui sesaat sebelum mati; (3) novel Opera Jakarta tergolong ke dalam novel jenis ketiga menurut Lucien Goldmann, yaitu novel pendidikan.