Abstrak


Penyebaran ajaran islam darul hadis di desa Karangmojo Karanganyar 1970-1980


Oleh :
Tri Sunu Hartanto - C0598056 - Fak. Sastra dan Seni Rupa

ABSTRAK Darul Hadis mulai berkembang pada tahun 1960-an. Nama ini sebenarnya hanya julukan semata yang diberikan oleh warga yang mengenal ajaran Darul Hadis ini. Nama Darul Hadis diberikan sewaktu pemyebar ajaran pertama mereka, H. Nur Hasan Ubaidah di Kediri mulai mengenalkan bagaimanakah ajaran Islam yang benar yang dipelajari berdasarkan Al Quran dan Hadis. Untuk sampai ke des Karangmojo sendiri dibawa dan dikenalkan oleh H. Amin Samhudi pada tahun 1965-an yang merupakan putra daerah desa Karangmojo Karanganyar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1). Bagaimana kehidupan keagamaan masyarakat Karangmojo, (2). Bagaiamana metode yang digunakan para penyebar ajaran Darul Hadis di Karangmojo, (3). Bagaimana pengaruh ajaran Darul Hadis pada masyarakat Karangmojo. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumen atau arsip, studi pustaka, dan wawancara. Data yang diperoleh dianalisa secara kualitatif, dan dari hasil ini diperoleh sebuah tulisan yang sifatnya deskriptif analitis, yang penyajiannya berbetuk kisah sejarah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keadaan keagamaan di desa Karangmojo mempengaruhi perkembangan ajaran Darul Hadis di desa itu. Ajaran Islam yang masih dicampuri syirik, khurofat, takhyul menjadikan fokus utama para penyebar ajaran Islam Darul Hadis yang dipimpin oleh Amin Samhudi untuk membawa warga desa Karangmojo kembali ke ajaran Islam yang benar. Meskipun tidak semua warga desa Karangmojo melakukan pengamalan-pengamalan yang berbau syirik, khurofat, takhyul tadi, akan tetapi warga jamaah Darul Hadis masih menganggap warga desa Karangmojo sebagai kaum Islam yang mengamalkan pengamalan-pengamalan bid’ah. Sebutan antara orang luar dan orang kita-pun muncul untuk lebih menjelaskan perbedaan status antara orang Darul Hadis dengan orang biasa. Dari yang tadinya hanya berjumlah tujuh orang berkembang menjadi berpuluh-puluh orang dalam kurun 5-6 tahun. Menginjak periode 1970-an ajaran Darul Hadis yang tadinya radikal, sering mengkafir-kafirkan orang yang di luar golongannya, berubah menjadi ajaran yang santun dan mau bergaul dengan warga sekitar. Salah satu cara yang ditempuh oleh Imam Pusat mereka di Kediri untuk mendapatkan penginsyaf/pengikut lebih banyak. Pengorganisasian pengajian mereka bertujuan untuk lebih memudahkannya pengmobilisasian jamaah sendiri. Walau bagaimanapun, aktifitas mereka hanya berkutat dalam bidang keagamaan saja.