Abstrak
Analisis faktor yang mempengaruhi tarif iklan pada radio swasta Di kota Jogja dan Solo (Studi Kasus pada Berbagai Radio Siaran Swasta Nasional di Kota Jogja dan Solo)
Oleh :
Ary Novianto - F1204218 - Fak. Ekonomi dan Bisnis
Permasalahan klasik dalam dunia transaksi antara biro iklan dan pemilik media berupa stasiun radio (stara) menarik untuk diangkat, karena radio hanya memperoleh sekitar 3,5 persen dari total anggaran belanja iklan nasional. Akibatnya, stara dituntut mengerahkan berbagai aspek, agar meraih peningkatan proporsi belanja iklan di media radio. Untuk itulah penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya pengaruh faktor Positioning Radio, Konsep Produk, Format Station , Profil Pendengar, Perencanaan dan Seleksi Materi Siaran, Lokasi Strategis dan Representatif, Strategi Penetapan Harga, Coverage Area, Dampak bagi Biro Iklan, dan Dampak Bagi Stasiun Radio terhadap tarif iklan dan sponsor, baik secara parsial maupun keseluruhan, dan mencari faktor yang paling dominan pengaruhnya di antara sepuluh faktor tersebut di atas terhadap tarif iklan dan sponsor. Sehubungan dengan itu diajukan hipotesis: Terdapat pengaruh secara signifikan dari faktor Positioning Radio, Konsep Produk, Format Station, Profil Pendengar, Perencanaan dan Seleksi Materi Siaran, Lokasi Strategis dan Representatif, Strategi Penetapan Harga,
Coverage Area, Dampak bagi Biro Iklan, dan Dampak Bagi Stasiun Radio terhadap tarif iklan dan sponsor, baik secara parsial maupun keseluruhan; dan di antara kesepuluh faktor di atas, terdapat faktor yang paling dominan pengaruhnya terhadap tarif iklan dan sponsor. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 17 stara yang bersedia menjadi responden setelah melalui penerapan metode gabungan judgment sampling dan convenience sampling. Kuesioner ini mengandung 2 bagian, yakni karakteristik demografi radio dan faktor-faktor untuk dianalisis. Hipotesis pertama yang diharapkan adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara positioning radio, konsep produk,
format station, profil pendengar, perencanaan dan seleksi materi siaran, lokasi strategis dan representatif, strategi penetapan harga, coverage area, dampak bagi biro iklan, dan dampak bagi radio, terhadap tarif iklan dan sponsor. Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan uji t dan uji F. Dengan bantuan program SPSS ver 10.01, dari kesepuluh faktor tersebut ternyata hanya 8 faktor yang berpengaruh secara signifikan, yakni Positioning, Konsep Produk, Format Station, Perencanaan dan Seleksi Materi Siaran, Lokasi Strategis dan Representatif, Strategi Penetapan Harga, Dampak terhadap Biro Iklan dengan tingkat signifikansi dan Dampak terhadap Radio dengan tingkat signifikansi berturut-turut 0,014, 0,043, 0,013, 0,006, 0,016, 0,000, 0,022, dan 0,002, sedangkan kedua faktor lainnya tidak memberikan pengaruh secara signifikan terhadap tarif iklan dan sponsor, yaitu Profil Pendengar dan Coverage Area, karena taraf signifikansi yang dihasilkan melebihi taraf signifikansi yang ditetapkan sebesar 0,05, masing-masing 0,098 dan 0,078. Demikian pula apabila kesepuluh faktor itu diuji secara serentak, terdapat nilai F
hitung
sebesar 40,185 lebih besar daripada F
sebesar 5,999. Dengan demikian, variabel independen tersebut secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap tarif iklan dan sponsor. Dengan melihat hasil tersebut disarankan bagi pengelola stara untuk lebih mempertegas konsep produk berupa pemrograman acara yang diperkirakan menarik minat pendengar tertentu. Kejelasan target dan psikografi pendengar inilah yang diharapkan biro iklan tertarik untuk memasang iklannya dengan nominal tertentu. Juga perlu diperhatikan pentingnya menjaga hubungan antara stara dan biro iklan, agar penyesuaian tarif iklan secara berkala tetap menghasilkan situasi yang sama menguntungkan. Secara teoritis, masih diperlukan lebih banyak lagi literatur tentang komunikasi kepenyiaran, iklan, dan manajemen yang berhubungan dengan bidang tersebut. Hal ini amat krusial agar peneliti tidak lagi mengalami kendala keterbatasan literatur sebagai landasan penelitian yang dibuatnya. Resiko bias sebagai akibat perbedaan pemahaman antar responden dapat diminimalisasi dengan memberikan penjelasan pendahuluan mengenai kandungan kuesioner sebelum diajukan kepada responden. Selain itu, sebaiknya terlebih dahulu membina hubungan hubungan dengan responden guna meningkatkan keakuratan penelitian.
tabel