Abstrak


Analisis Nilai Tambah Bahan Baku pada Industri Sangkar Burung dari Bambu di Kabupaten Sragen


Oleh :
Lukmansyah - H0813106 - Fak. Pertanian

ABSTRAK

Pembuatan sangkar burung ini dapat memberikan nilai tambah bahan baku bambu karena terjadi pengolahan. Proses pengolahan tentu membutuhkan input baik biaya maupun tenaga kerja. Nilai tambah pada pengolahan bambu menjadi sangkar burung dari awal pembelian bambu hingga akhir dapat memberikan nilai tambah yang berbeda dengan pengolahan berdasarkan sub proses. Masing-masing pengolahan sub proses juga dapat memberikan nilai tambah yang berbeda. Besarnya nilai tambah yang dihasilkan oleh sebuah industri dapat diketahui dengan mengetahui proses yang dilakukan dari pengadaan input hingga menjadi produk akhir serta diketahui nilai sebelum dan sesudah dilakukan proses produksi pada setiap industri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembuatan sangkar burung dari bambu di Kabupaten Sragen, mengetahui nilai tambah yang dihasilkan pada masing-masing sub proses produksi sangkar burung di Kabupaten Sragen dan mengetahui nilai tambah yang dihasilkan mulai dari pembelian bambu hingga menjadi sangkar burung di Kabupaten Sragen.
Metode dasar penelitian adalah deskriptif. Lokasi penelitian yaitu Desa Karangmalang Kecamatan Masaran karena merupakan sentra industri sangkar burung di Kabupaten Sragen dan masih aktif sampai sekarang. Selain itu, jumlah industri ini lebih dari setengah (70,37 %) dari total jumlah industri sangkar burung di Kabupaten Sragen. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif analitis untuk mengetahui proses pembuatan sangkar burung dan metode hayami yang telah dimodifikasi untuk mengetahui nilai tambah bahan baku.
Hasil penelitian menunjukkan : pembuatan sangkar burung dimulai dari bambu kemudian membuat jari-jari, mahkota dan robohan. Selanjutnya ketiga komponen ini dirangkai menjadi sebuah sangkar burung dengan beberapa masukan input lain. Nilai tambah bahan baku yang dihasilkan pada masing-masing sub proses produksi sangkar burung yaitu: a) nilai tambah bahan baku pada industri jari-jari adalah Rp 29.895,83; b) nilai tambah bahan baku pada industri mahkota adalah Rp 77.317,78; c) nilai tambah bahan baku pada industri robohan adalah                     Rp 126.230,33; d) nilai tambah bahan baku pada industri perangkai sangkar burung adalah Rp 23.115,56. Nilai tambah bahan baku yang dihasilkan pada produksi sangkar burung dari pembelian bambu hingga menjadi sangkar burung adalah        Rp 117.118,44. Saran yang diberikan: Industri jari-jari, mengerjakan produksi jari-jari hingga proses penghalusan sebelum dijual. Industri mahkota, mencoba mesin pemotong bambu agar proses pemotongan lebih cepat dan rapi. Industri robohan, dapat mencoba alat lug dengan kapasitas lebih besar untuk mempercepat proses pembuatan lingkaran robohan sehingga output yang dihasilkan akan lebih banyak. Industri perangkai, menambah kuantitas produksi untuk meningkatkan penerimaan atau mencoba merangkai sangkar burung sampai proses finishing agar nilai jualnya semakin tinggi