Abstrak


Pandangan Pengarang Laki-Laki Terhadap Tokoh Perempuan dalam Novel Si Anak Kampoeng Karya Damien Dematra: Kritik Sastra Feminis


Oleh :
Thourissa Adisty G. - C0213065 - Fak. Ilmu Budaya

ABSTRAK

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana wujud citra perempuan menurut pengarang dalam novel SAK?; (2) bagaimana pandangan Damien Dematra (pengarang) terhadap sistem matrilineal pada dalam novel SAK?
Tujuan penelitian ini adalah (1) mengungkapkan wujud citra perempuan menurut pengarang dalam novel SAK; (2) mengungkapkan pandangan Damien Dematra (pengarang) terhadap sistem matrilineal dalam novel SAK.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Adapun, sumber data primer penelitian ini adalah novel SAK karya Damien Dematra terbitan PT Gramedia pada tahun 2010, sedangkan sumber data sekunder didapatkan dari berbagai artikel, jurnal, buku yang berhubungan dengan topik penelitian, yaitu latarbelakang pengarang, gambaran budaya dan perempuan Minangkabau, dan beberapa tulisan mengenai novel SAK yang diperoleh dari situs internet, artikel, buku, skripsi dan tesis yang ada.
Simpulan dari penelitian ini adalah 1) terdapat tiga wujud citra perempuan yang digambarkan pengarang melalui sikap dan sifat tokoh, yaitu visioner, berani mengutarakan pendapat, dan demokratis. Gambaran perempuan dari sudut pandang pengarang laki-laki dimulai dari bentuk tubuh, cara berpakaian, dan berperilaku; dan 2) sistem matrilineal yang sesuai pemikiran pengarang (Damien Dematra) adalah perempuan dan laki-laki berada pada posisi serta kodrat masing-masing. Berdasarkan gambaran citraan dan posisi perempuan tersebut tercermin adanya sikap pengarang terhadap gagasan feminisme dalam novel SAK. Pengarang menyadari adanya ketimpangan-ketimpangan sistem matrilineal yang terkesan merendahkan posisi laki-laki dari segi adat. Dari penelitian ini, tercermin adanya sikap pengarang dalam memandang matrilineal dan posisi laki-laki. Meskipun Damien menyadari adanya ketimpangan, ia tetap menghargai dan menghormati sistem yang telah berakar kokoh tersebut. Dari sisi adat memanglah hal-hal mengenai perempuan dijunjung tinggi oleh masyarakat matrilineal, tetapi pada sektor publik tetaplah laki-laki yang dianggap pantas memimpin. Damien berusaha menepis anggapan masyarakat umum bahwa perempuan yang berada pada sistem matrilineal akan merendahkan laki-laki secara semena-mena. Pengarang menunjukkan bahwa laki-laki dan perempuan pada masyarakat matrilineal mampu berpijak pada posisi dan tugasnya masing-masing, baik dalam kehidupan sosial maupun rumah tangga.
Kata Kunci : Kritik Sastra Feminis