;

Abstrak


Kajian Terjemahan Orientasi Modalitas pada Subtitle Film The Jungle Book dengan Pendekatan Sistemik Fungsional


Oleh :
Arifah Tenny Romdhati - S131602004 - Sekolah Pascasarjana

ABSTRAK

Sistem gramatika khususnya modalitas merupakan salah satu kesulitan bagi penerjemah karena setiap bahasa memiliki sistem tersendiri dalam mengungkapkan makna. Modalitas tidak hanya mengkaji jenis, bentuk dan skala tetapi juga orientasi modalitasnya. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) mengidentifikasi jenis orientasi modalitas yang muncul dalam film The Jungle Book, (2) Mengidentifikasi teknik penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah dalam menerjemahkan orientasi modalitas, (3) menjelaskan dampak teknik penerjemahan terhadap pergeseran terjemahan orientasi modalitas pada subtitle film The Jungle Book, (4) dan menjelaskan kualitas terjemahan orientasi modalitas yang terdapat dalam subtitle film The Jungle Book dilihat dari segi keakuratan dan keberterimaan.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah kata, frasa dan klausa penanda orientasi modalitas, teknik penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah serta kualitas terjemahan orientasi modalitas pada subtitle film the Jungle Book. Sumber data dalam penelitian ini adalah dokumen dan informan. Tenik pengumpulan data dilakukan dengan analisis dokumen dan juga Focus Group Discussion.

Penelitian ini menemukan (1) empat orientasi modalitas, yaitu subjektif implisit penandanya finite modal operator (may, might, will, have to, had to, should, can, would, could); subjektif eksplisit penandanya kata kerja termodalisasi (I think, I don’t know, I know, I imagine, I bet, I suppose); objektif implisit penandanya kata keterangan termodalisasi (always, sometimes, usually, never, ever) dan kata kerja termodulasi (supposed to, allowed, going to, want to); objektif eksplisit penanda modalitasnya adalah klausa relational   (not supposed to). Keempat orientasi modalitas tersebut bermakna kemungkinan, keseringan, keharusan, inklinasi dan kemampuan. Skala modalitas tersebut dibedakan menjadi tiga, yaitu tinggi, medium dan rendah. (2) Teknik penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah untuk menerjemahkan orientasi modalitas adalah padanan lazim, modulasi, delesi, trasposisi, kreasi diskursif, kombinasi reduksi dengan padanan lazim serta kombinasi kreasi diskursif dengan padanan lazim. (3) Teknik- teknik tersebut mempengaruhi pergeseran orientasi modalitas. Tidak terjadinya pergeseran dibahasa sasaran disebabkan oleh teknik padanan lazim, Sedangkan bergesernya bentuk penanda orientasi modalitas disebabkan oleh penggunaan teknik transposisi. Hilangnya penanda orientasi modalitas disebabkan oleh teknik delesi. Tenik kreasi diskursif, kombinasi reduksi dengan padanna lazim dan kombinasi kreasi diskursif dengan padanan lazim menyebakan adanya pergeseran jenis, bentuk dan skala di bahasa sasaran.  (4) Teknik padanan lazim menghasilkan terjemahan yang dengan tingkat keakuratan dan keberterimaan tinggi. Teknik-teknik lain menghasilkan terjemahan dengan tingkat keakuratan rendah tetapi menghasilkan terjemahan yang berterima. Temuan tersebut menunjukkan bahwa penggunaan teknik penerjemahan berdampak pada kualitas terjemahan orientasi modalitas.

Berdasarkan hasil temuan diatas, semua aspek modalitas baik makna, bentuk, skala harus diperhatikan ketika menerjemahkan modalitas. Hal itu dikarenakan perubahan dalam hal bentuk modalitas (orientasi) akan berpengaruh terhadap authority pembicara dan perubahan dalam hal skala modalitas akan berpengaruh terhadap power pembicara. Oleh sebab itu, ketika menerjemahan modalitas penerjemah harus memperhatian semua aspek dalam modalitas agar menghasilkan terjemahan yang akurat. Lebih lanjut, dalam menerjemahkan modalitas, penerjemah juga harus memperhatikan konteks situasi, sistem gramatika dan kamus di bahasa sasaran. Selain itu, peneliti menyarankan untuk peneliti selanjutnya untuk meneliti penanda modalitas disetiap bagian (orientasi, komplikasi, klimaks, resolusi, koda) pada film atau novel dengan genre yang berbeda. Lebih lanjut, peneliti dapat menambah pendekatan lainnya seperti analisis wacana atau pragmatik untuk mendukung penelitian selanjutnya.

Kata kunci: keakuratan, keberterimaan, orientasi modalitas, pergeseran orientasi modalitas, teknik penerjemahan, The Jungle Boo