Abstrak


Peranan pamong desa dalam ”PROYEK TANI MAKMUR” di Kabupaten Klaten tahun 1968-1980


Oleh :
Yuli Purwanto - C0596064 - Fak. Sastra dan Seni Rupa

Pokok pembahasan penulisan skripsi ini adalah peranan pejabat pemerintahan desa yang disebut pamong desa dengan latar belakang kemerosotan produksi beras nasional, perkembangan teknologi dan kebijakan pertanian, serta respon petani dalam penggunaan bibit padi jenis baru di pedesaan dalam meningkatkan produksi beras untuk mencapai swasembada pangan. Kebijakan pertanian melalui instansi pemerintahan, dimana proses dan bentuk kebijakan pertanian oleh pejabat pemerintahan merupakan tujuan adanya penelitian ini. Penulisan skripsi ini menggunakan metode sejarah kritis, mencakup empat tahap. Pertama yaitu heuristik, proses pengumpulan sumber data. Kedua, melakukan kritik intern dan ekstern. Ketiga, sintesa yaitu mencari hubungan fakta yang relefan dengan bantuan imajinasi dan interpretasi, kemudian dilakukan analisa diskriftif analistis dengan menggunakan pendekatan sosiologi yang berkaitan dengan proses produksi, distribusi dan perkembangan pertanian padi. Keempat, historiografi penulisan kembali suatu peristiwa sejarah. Masyarakat pedesaan di Kabupaten Klaten antara tahun 1968-1980 berada dalam masa transisi, hal tersebut dapat digambarkan pada masyarakat pedesaan di Kecamatan Delanggu. Selama kurun waktu itu terjadi proses perubahan dalam usaha tani yaitu dengan perubahan penggunaan bibit padi lokal pada jenis padi unggul baru berskala nasional. Hal ini didorong oleh faktor-faktor khusus, misalnya adanya himbauan, arahan, instruksi secara langsung maupun tidak langsung dari pihak pemerintah melalui pejabatnya. Kebijakan menuntut keberadaan para pejabat terutama para pamong desa yang secara langsung berhubungan dengan petani, agar dapat menempatkan posisi hierarki mereka secara baik dan tepat sesuai tugas dan fungsinya. Namun demikian, berhasilnya suatu proyek pertanian untuk mewujudkan Tani Makmur juga membutuhkan dukungan dari pihak-pihak di luar struktur birokrasi atau instansi pemerintahan. Dukungan tersebut berasal dari badan atau lembaga baik secara resmi maupun tidak resmi yang dibentuk oleh pemerintah dan masyarakat sendiri. Dari hasil penelitian yang dilakukan, bahwa pamong desa memiliki ikatan khusus dengan masyarakat petani, program tersebut terdapat berbagai keberhasilan dan tanggapan masyarakat, dari pelaku kebijakan di bidang pertanian. Keberhasilan program, Indonesia dapat mencapai swasembada pangan meskipun melalui proses cukup panjang untuk mendorong petani lebih bersikap rasional. Selain itu juga terdapat respons dari masyarakat. Responsnya berupa tanggapan positif dan negatif yang membutuhkan perencanaan lebih matang, program, cara, sistem dari proyek yang akan dilakukan oleh pembuat kebijakan. Hal ini mendorong terwujudnya peningkatan kesejahteraan petani dan masyarakat di pedesaan pada umumnya.