Abstrak


Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Kejadian Abortus Spontan di Rsud dr. Moewardi


Oleh :
Nadira Rachmianti Hartanto - G0014174 - Fak. Kedokteran

Abstrak

Latar Belakang: Abortus merupakan salah satu permasalahan kesehatan di Indonesia dengan frekuensi 10 – 15 %. Ada banyak hal yang dapat memicu terjadinya abortus salah satunya disebabkan oleh perbandingan berat badan dan tinggi badan. Salah satu metode pengukuran yang menggambarkan hubungan antara berat badan dan tinggi badan adalah Indeks Massa Tubuh (IMT). Tinggi rendahnya IMT berhubungan erat dengan status gizi seseorang sehingga dapat meningkatkan risiko terjadinya abortus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara Indeks Massa Tubuh dengan kejadian abortus spontan di RSUD Dr. Moewardi.

Metode: Penelitian observasional analitik dengan pendekatan retrospective case control, dilakukan pada bulan November – Desember 2017 di RSUD Dr. Moewardi. Subjek penelitian adalah pasien yang melahirkan dan pasien yang mengalami abortus spontan dalam kurun waktu Januari 2015 sampai dengan Oktober 2017 di RSUD Dr. Moewardi. Penelitian dilakukan dengan mengolah data rekam medis dan wawancara dengan pasien. Pada penelitian dipilih sebanyak 120 sampel penelitian yang diambil menggunakan purposive sampling. Data kemudian dianalisis menggunakan uji Chi Square dan Odds Ratio (OR).

Hasil: Hasil Uji Chi Square menunjukkan bahwa hubungan antara indeks massa tubuh baik pada kriteria WHO maupun kriteria Asia Pasifik dengan abortus spontan adalah signifikan pada p=0,009 dan p=0,006.  Sedangkan hasil analisis Odds Ratio hubungan antara IMT kriteria WHO dengan abortus spontan menunjukkan bahwa dibandingkan wanita dengan IMT normal maka wanita dengan IMT berat badan kurang dan berat badan lebih mempunyai risiko mengalami abortus spontan (OR, 7.292; CI 95%, 1.941 – 27.393; dan OR, 3.438; CI 95%, 1.092 – 10.818). Adapun hasil analisis Odds Ratio hubungan antara IMT kriteria Asia Pasifik dengan abortus spontan menunjukkan bahwa dibandingkan wanita IMT normal maka wanita dengan IMT berat badan kurang mempunyai risiko mengalami abortus spontan (OR, 6.907; CI 95%, 1.797 – 26.542). Wanita dengan IMT obesitas baik pada kriteria WHO maupun Asia Pasifik tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dibanding wanita dengan IMT normal.

Simpulan: Terdapat hubungan bermakna antara Indeks Massa Tubuh pada kriteria WHO maupun Asia Pasifik dengan kejadian abortus spontan di RSUD Dr. Moewardi pada Januari 2015 – Oktober 2017.

Kata Kunci : Indeks Massa Tubuh, abortus