Ikan asing telah terintroduksi di berbagai perairan umum di Yogyakarta dimana aktifitas pemancingan merupakan salah satu vektor lepas liarnya ikan. Dengan maraknya pelepasliaran oleh penghobi memancing dan minimnya regulasi maka penting untuk mengetahui profil vektor pelepasliaran agar pengendalian dapat dilaksanakan secara efektif. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pemanfaatan ikan target di pemancingan, tekanan-propagul/potensi-pelepasliaran-nya (TP), dan persepsi masyarakat atas pelepasliaran. Penelitian menggunakan metode studi kasus di 26 pemancingan di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Klaten melalui wawancara, pengamatan langsung, dan pengumpulan opini 326 netizen komunitas pemancingan. Ditemukan 6 ikan invasif, 9 berpotensi invasif, dan 9 ikan asli Pulau Jawa. Berdasarkan Analisa Bayes, 18 spesies memiliki TP lebih dari 100 sehingga berpeluang mengembangkan populasinya. TP total seluruh ikan sebesar 53.742 ekor/bulan; Bawal mencatatkan TP tertinggi (25.204) dan
Peacock Bass tertinggi diantara ikan invasif (577). Rerata jumlah jenis ikan target diantara responden mencapai 68 %. Sebanyak 77 % responden memperoleh pemasukan tertinggi dari jenis tersebut. Jenis berpotensi invasif ditemukan di setiap lokasi. Alligator gar yang berbahaya bagi manusia ditemukan di tiga pemancingan. Hanya 35 % pemancingan berizin resmi. Seluruh lokasi tidak memasang peringatan bahaya ikan invasif. Sebanyak 88 % responden tidak mengetahui ikan asing, 62 % tidak bersedia mengganti ikan tersebut, 50 % melakukan pelepasliaran. Netizen pendukung pelepasliaran: 51 %; netizen anti pelepasliaran: 26%. Lepas liar ikan akibat banjir terjadi di 42 % lokasi serta 65 % tidak memiliki outlet yang efektif mencegah lepas liarnya ikan/benih. Minimnya edukasi dan pemberdayaan merupakan penyebab tingginya persepsi negatif masyarakat terhadap upaya pengendalian lepas liarnya ikan
Kata kunci: Asing, invasif, pemancingan-olahraga, pelepasliaran, potensi-invasif, publik, tekanan-propagul
