Abstrak
Analisis pengaruh jumlah uang beredar, tingkat suku bunga SBI, tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terhadap besarnya tingkat suku bunga pasar uang antar bank (PUAB) tahun 1998-2002
Oleh :
Sutrisno Munginsidi - F0199065 - Fak. Ekonomi dan Bisnis
ABSTRAK
Penelitian ini mengambil judul “Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar, Tingkat Suku Bunga SBI, Tingkat Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar AS Terhadap Besarnya Tingkat Suku Bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB) Tahun 1998-2002”. Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih jauh besarnya pengaruh variabel ekonomi meliputi Jumlah Uang Beredar, tingkat suku bunga SBI, tingkat inflasi dan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS yang mempengaruhi tingkat suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB) yang merupakan sasaran operasional kebijakan moneter Bank Indonesia.
Lingkup data yang digunakan bersifat kuantitatif dengan mengambil data time series, mulai bulan Januari 1998 sampai dengan bulan Desember 2002. Data-data yang digunakan kesemuanya diambil dari data sekunder bersumber dari Laporan Tahunan dan Statistik Ekonomi-Keuangan Indonesia yang telah dikeluarkan oleh Bank Indonesia, disertai dengan studi pustaka yang cukup intensif. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi kuadrat terkecil / OLS (Ordinary Least Square).
Variabel ekonomi yang diangkat dalam penelitian ini adalah Jumlah Uang Beredar (JUB), tingkat suku bunga SBI, tingkat inflasi dan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS.
Dari perhitungan analisis didapatkan hasil penelitian bahwa Jumlah Uang Beredar, tingkat suku bunga SBI dan tingkat inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen yaitu tingkat suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB) pada tingkat signifikansi α 5%. Sedangkan variabel nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB) pada tingkat signifikansi α 5%.
Dari hasil penelitian yang diperoleh maka diberikan saran-saran diantaranya diperlukan upaya-upaya oleh Bank Indonesia (BI) selaku otoritas moneter untuk meredam tingginya Jumlah Uang Beredar (JUB) dengan jalan mengendalikan tingkat suku bunga ke tingkat yang lebih rendah, Bank Indonesia (BI) juga bisa menggunakan suku bunga SBI menjadi alternatif utama jika tidak ada lagi tempat bagi perbankan untuk menanamkan likuiditas yang dimilikinya, bagi pemerintah melalui Bank Indonesia (BI) juga harus merumuskan suatu kebijakan untuk mengendalikan laju inflasi, dan seharusnya Bank Indonesia (BI) selaku otoritas moneter hanya bertugas sebatas melakukan pengawasan terhadap pergerakan nilai tukar serta tidak harus melakukan intervensi secara langsung sehingga stabilitas nilai tukar yang terjadi mencerminkan mekanisme pasar yang sebenarnya tidak stabilitas nilai tukar yang semu.
Dan dalam rangka mencapai tujuan utama Bank Indonesia mencapai dan memelihara kestabilan nilai Rupiah maka Bank Indonesia (BI) selaku otoritas moneter sebaiknya berusaha lebih keras lagi dengan jalan penerapan Inflation Targeting yang lebih terarah yang berbasis pada pengendalian tingkat suku bunga terutama tingkat suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB) sebagai sasaran operasional kebijakan Bank Indonesia. Selain itu pemerintah selaku otoritas pemegang kebijakan fiskal hendaknya mendukung upaya pencapaian kestabilan nilai Rupiah tersebut melalui kebijakan-kabijakan fiskal yang dijalankan, sehingga akan tercipta keharmonisan antara kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Hal itu penting untuk menciptakan kondisi yang kondusif bagi perekonomian secara umum di Indonesia.