;

Abstrak


Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TS-TS) Dan Three Step Interview (TSI) Pada Materi Relasi Dan Fungsi Ditinjau Dari Kecerdasan Logis Matematis Siswa Kelas VIII SMP Negeri Se-Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2016/2017


Oleh :
Ervina Yulias Veva - S851508014 - Sekolah Pascasarjana

Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan: 1) manakah yang memberikan prestasi belajar matematika lebih baik antara siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe TS-TS, model pembelajaran kooperatif tipe TSI, atau model pembelajaran langsung; 2) manakah yang mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik antara siswa yang memiliki kecerdasan logis matematis tinggi, sedang, atau rendah; 3) pada masing-masing tingkat kecerdasan logis matematis (tinggi, sedang, atau rendah), manakah yang memberikan prestasi belajar matematika lebih baik antara siswa yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran TS-TS, model pembelajaran TSI, atau model pembelajaran langsung;
4) pada masing-masing model pembelajaran (TS-TS, TSI, dan pembelajaran langsung), manakah yang mempunyai prestasi belajar matematika lebih baik antara siswa yang mempunyai kecerdasan logis matematis tinggi, sedang, atau rendah.
Penelitian  ini  merupakan  penelitian  eksperimental  semu  dengan  desain
faktorial 3×3. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP
Negeri  se-Kabupaten  Karanganyar  tahun  pelajaran  2016/2017.  Pengambilan
sampel dilakukan dengan teknik stratified cluster random sampling. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes prestasi belajar matematika dan tes kecerdasan logis matematis. Sebelum digunakan untuk pengumpulan data, instrumen tes telah diujicobakan terlebih dahulu. Penilaian validitas isi dilakukan oleh validator. Uji reliabilitas instrumen tes menggunakan rumus KR-20 dan daya pembeda menggunakan rumus korelasi momen produk dari Karl Pearson.  Uji keseimbangan menggunakan uji ANAVA satu jalan. Uji prasyarat meliputi uji normalitas menggunakan metode Lilliefors dan uji homogenitas menggunakan metode Bartlett. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji ANAVA dua jalan dengan sel tak sama dan dilanjutkan uji komparasi rerata dengan metode Scheffe’ jika hipotesis nol ditolak.
Berdasarkan uji hipotesis diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1) Model pembelajaran TS-TS sama efektifnya dengan model pembelajaran TSI pada prestasi belajar matematika siswa, sedangkan prestasi belajar matematika siswa yang dikenai model pembelajaran TS-TS dan TSI lebih baik daripada prestasi belajar matematika siswa yang dikenai model pembelajaran langsung pada materi relasi dan fungsi. 2) Prestasi belajar matematika siswa yang mempunyai kecerdasan logis matematis tinggi lebih baik daripada prestasi belajar matematika siswa yang mempunyai kecerdasan logis matematis sedang dan rendah, dan prestasi belajar matematika siswa yang mempunyai kecerdasan logis matematis sedang lebih baik daripada prestasi belajar matematika siswa  yang mempunyai kecerdasan logis

 

matematis rendah pada materi relasi dan fungsi. 3) Pada siswa yang mempunyai kecerdasan logis matematis tinggi, model pembelajaran TS-TS sama efektifnya dengan model pembelajaran TSI pada prestasi belajar matematika siswa, dan siswa yang dikenai model pembelajaran TS-TS dan TSI lebih baik daripada prestasi belajar matematika siswa yang dikenai model pembelajaran langsung pada materi relasi dan fungsi. Pada siswa yang mempunyai kecerdasan logis matematis sedang, model pembelajaran TS-TS, TSI, dan pembelajaran langsung memberikan efek yang sama terhadap prestasi belajar matematika pada materi relasi dan fungsi. Pada siswa yang mempunyai kecerdasan logis matematis rendah, model pembelajaran TS-TS, TSI, dan pembelajaran langsung memberikan efek yang sama terhadap prestasi belajar matematika pada materi relasi dan fungsi. 4) Pada model pembelajaran TS-TS, prestasi belajar matematika siswa dengan kecerdasan logis matematis tinggi lebih baik daripada siswa dengan kecerdasan logis matematis rendah.  Prestasi  belajar  matematika siswa  dengan kecerdasan  logis  matematis tinggi dan sedang mendapatkan prestasi yang sama, serta prestasi belajar matematika siswa dengan kecerdasan logis matematis sedang dan rendah mendapatkan prestasi yang sama. Pada model pembelajaran TSI, prestasi belajar matematika siswa dengan kecerdasan logis matematis tinggi lebih baik daripada siswa dengan kecerdasan logis matematis rendah. Prestasi belajar matematika siswa dengan kecerdasan logis matematis tinggi dan sedang mendapatkan prestasi yang sama, serta prestasi belajar matematika siswa dengan kecerdasan logis matematis sedang dan rendah mendapatkan prestasi yang sama. Pada model pembelajaran langsung, prestasi belajar matematika siswa yang mempunyai kecerdasan logis matematis tinggi, sedang, dan rendah mendapatkan prestasi yang sama