Abstrak


Analisis Menurunnya Minat Petani Menanam Padi Organik dengan Pendekatan Fishbone Diagram di Kabupaten Ngawi


Oleh :
Ari Leksono Marhaen Widodo - H0811010 - Fak. Pertanian

Abstrak

Masyarakat saat ini memiliki kecenderungan untuk melakukan gaya hidup organik, yaitu gaya hidup dengan mengkonsumsi atau menggunakan produk-produk organik. Padi organik merupakan salah satu komoditi penting dalam gaya hidup organik karena padi, yang nantinya diolah menjadi beras, merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat. Adanya sebagian masyarakat yang menerapkan gaya hidup organik ini tentunya membuat permintaan beras organik juga akan naik. Kabupaten Ngawi merupakan salah satu kabupaten yang mengembangkan budidaya padi organik. Petani yang menanam padi organik pun jumlahnya cukup banyak, namun pada periode Februari 2015 mengalami penurunan yang cukup signifikan. Adanya fenomena tersebut membuat penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penyebab dari menurunnya minat petani menanam padi organik.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Lokasi penelitian dilakukan di Kabupaten Ngawi. Penentuan lokasi penelitian di Kabupaten Ngawi dikarenakan adanya peristiwa yang diteliti terjadi di kabupaten tersebut. Alasan penentuan lokasi lainnya adalah kabupaten Ngawi yang merupakan salah satu sentra kabupaten penghasil padi terbesar di Jawa Timur dan sedang mengembangkan budidaya padi organik.
Penyebab menurunnya minat petani menanam padi organik dilihat dari beberapa faktor, yaitu manusia, bahan baku, metode kerja, lingkungan kerja, dan manajemen pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab utama menurunnya minat petani menanam padi organik adalah dari manajemen pemasaran, yaitu tidak adanya pangsa pasar, tidak ada konsumen. Hal ini dikarenakan pihak yang menaungi petani padi organik di Kabupaten Ngawi tidak mampu memasarkan produk sehingga petani tidak mendapatkan pendapatan yang sesuai perjanjian.
Ditinjau dari perbandingan pendapatan dengan budidaya padi konvensional, pendapatan budidaya padi organik lebih rendah apabila dibandingkan dengan budidaya padi konvensional. Berdasarkan perhitungan R/C Ratio diketahui bahwa nilai efisiensi usahtani padi organik lebih rendah apabila dibandingkan dengan usahatani padi konvensional. Berdasarkan perhitungan IBCR diketahui bahwa usahtani padi organik memiliki kebermanfaatan yang sama dengan usahatani padi konvensional. Dapat dikatakan pula bahwa usahatani organik tidak layak diterima menjadi alternatif usahatani atau usahatani padi organik tidak memeiliki manfaat lebih apabila dibandingkan dengan usahatani konvensional.