Abstrak


Hubungan Intensitas Kebisingan Dan Usia Dengan Ambang Dengar Pada Pekerja Di Bagian Produksi Weaving II PT. Sari Warna Asli III Karanganyar


Oleh :
Sendyana - R0213049 - Fak. Kedokteran

Latar Belakang : Salah satu dampak dari sebuah bising adalah kenaikan ambang dengar yang dapat menyebabkan tuli permanen. Berdasarkan survey awal menunjukkan kebisingan yang dihasilkan dari mesin weaving sebesar 94 dB dan diketahui 3 pekerja mengalami kesulitan merespon pertanyaan pada kondisi yang tidak bising dan usia pekerja diatas 40 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan intensitas kebisingan dan usia dengan ambang dengar.

Metode : Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 92 orang. Sampel diambil dengan menggunakan teknik probability sampling dan didapatkan sampel minimal 62 sampel. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sound level meter, audiometri, informed concent dan lembar isian data identitas, umur, masa kerja, riwayat penyakit telinga dan penggunaan obat-obatan. Analisis bivariat menggunakan uji korelasi Spearman Rank dan analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik


Hasil : Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan intensitas kebisingan dengan nilai ambang dengar pada telinga kanan (p value = 0,000) dan telinga kiri (p value = 0,001). Tidak terdapat hubungan usia dengan nilai ambang dengar pada telinga kanan (p value = 0,939) dan telinga kiri (p value = 0,429). Hasil   analisis   multivariat   menunjukkan   terdapat   kekuatan   hubungan   yang dominan antara intensitas kebisingan dengan ambang dengar dengan nilai OR Exp(B) = 79,9

Simpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara intensitas kebisingan dengan ambang dengar dibandingkan dengan usia pada pekerja di bagian weaving II PT. Sari Warna Asli III Karanganyar