Abstrak


Peran Inovator Kampung Bebas Asap Rokok di RW 19 Kelurahan Mojosongo, Jebres, Solo (Studi Difusi Inovasi Kampung Bebas Asap Rokok di RW 19 Kelurahan Mojosongo, Jebres, Solo Tahun 2017)


Oleh :
Nabila Ihda Asyaroh - D0212074 - Fak. ISIP

Abstrak

Sekarang ini banyak gerakan antimerokok atau gerakan bebas asap rokok yang dicanangkan oleh kelompok-kelompok tertentu. Wejangan (nasihat) berupa dampak merokok yang berakibat buruk pada kesehatan mulai digaungkan. Kampanye-kampanye mulai digalakkan untuk memberi tahu bahaya merokok pada perokok, khususnya perokok aktif. Spanduk-spanduk berisikan ajakan untuk menjauhi rokok juga mulai dipasang.Tidak hanya itu saja, sejak diresmikannya UU Kesehatan No.36 Tahun 2009 pasal 115 yang menetapkan Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok, terdapat tempat-tempat yang menjadi target pelaksanaan seperti tempat ibadah, angkutan umum, tempat kerja, tempat anak bermain, tempat proses belajar mengajar, tempat kerja, fasilitas pelayanan kesehatan, dan tempat umum serta kawasan lain yang ditetapkan. Pemerintah juga merumuskan MoU (Memorandum Of Understanding) antara Kementrian Dalam Negeri dan Kementrian Kesehatan yang menekankan pemberlakuan Kawasan tanpa Rokok, dituangkan dalam surat bernomor 188/MENKES/PB/I/2011 dan nomor 7 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok. Melalui Kepmenkes No. 1193/MENKES/SK/X/2004 tanggal 18 Oktober 2004 tentang Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan (PromKes) pula dikenalkan PHBS atau Program Hidup Bersih Sehat yang didalamnya juga terdapat butir larangan merokok.Seiring perkembangannya, lingkup tempat yang dijadikan Kawasan Tanpa Rokok menjadi semakin luas. Seperti perumahan, pedesaan, perkampungan, merupakan contoh-contoh tempat yang dijadikan pusat kampanye. Terilhami oleh peraturan tersebut, inovasi Kampung Bebas Asap Rokok yang diperkenalkan kepada warga rw 019 Kelurahan Mojosongo ini, membantu untuk mengontrol kebiasaan merokok warga.
Difusi Inovasi Kampung Bebas Asap Rokok menjadi obyek penelitian yang akan dijelaskan pada penelitian ini Dalam penelitian ini digunakan teori difusi dan adopsi inovasi sebagai acuan dalam pengembangan analisis penelitian. Selain itu, digunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus.Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara secara mendalam, observasi langsung, serta dokumentasi arsip yang dapat membantu penelitian. Terdapat tiga komponen dalam analisis data yang digunakan yakni reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan. Triangulasi data digunakan sebagai validitas data dalam penelitian ini.Dari hasil penelitian Difusi Inovasi Kampung Bebas Asap Rokok dapat tersalurkan kepada warga melalui koordinasi Ketua RW, Ketua RT, Ibu-ibu PKK, dan Puskesmas Sibela. Terkhusus penggerak utama adalah Bapak Ismail yang aktif melakukan penyuluhan kepada warganya dan motivator. Secara keseluruhan warga telah melewati tahap adopsi yakni pengetahuan, persuasi, keputusan, implementasi dan konfirmasi. Dalam penelitian ini adopter dikategorikan ke dalam lima kategori sesuai dengan waktu penerimaan dari tiap-tiap individu. Faktor yang mendorong proses difusi dan adopsi Kampung Bebas Asap Rokok ialah kebutuhan warga untuk terbebas dari asap rokok yang membahayakan kesehatan. Sedangkan faktor yang menghambat proses difusi dan adopsi ialah masih banyak toko kelontong maupun minimarket di wilayah Kelurahan Mojosongo yang masih menjual rokok dengan bebas.

Kata Kunci : Kampung Bebas Asap Rokok, Difusi, Inovasi, Merokok