Media baru memang membentuk perilaku baru yang memudahkan kita untuk berkomunikasi namun juga mulai mengikis budaya komunikasi masa lalu. Demikian pula yang terjadi pada lingkungan kerja para Penyuluh KB Kota Surakarta. Sebagian besar dari mereka merupakan pelaku utama perubahan perilaku dan budaya komunikasi. Penyuluh KB Kota Surakarta pernah merasakan bekerja dalam keterbatasan media informasi dan komunikasi hingga mengalami transformasi media itu sendiri. Namun kebanyakan dari penyuluh memang memiliki rasa adaptasi yang tinggi sehingga perlahan tetapi pasti mereka mulai menerima dan mengadopsi pelbagai media baru tersebut, termasuk salah satunya adalah aplikasi whatsapp dari smartphone masing-masing. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana penggunaan teknologi komunikasi mampu mendorong perubahn perilaku Penyuluh KB Kota Surakarta dalam melaksanakan tugas kedinasan sehari hari mereka. Berdasarkan teori ketergantungan, Penyuluh KB bergabung dalam grup whatsapp karena mereka merasa kebutuhan akan informasi tentang pekerjaan dan koordinasi dapat terpenuhi. Sehingga grup whatsapp menjadi media komunikasi dan informasi yang penting dalam lingkungan pekerjaan penyuluh KB. Hadirnya informasi penting yang terkait dengan pekerjaan dan bersifat mendadak, dalam grup whatsapp diakui sebagain besar penyuluh KB membuat mereka bergantung pada media ini. Timbulnya ketergantungan terhadap aplikasi whatsapp, maka terjadi perubahan perilaku dalam berkomunikasi di antara para penyuluh KB dan dengan pimpinan dan kader.
Kata kunci : Teknologi komunikasi, aplikasi whatsapp, Teori Ketergantungan, Perubahan perilaku, Penyuluh KB
