Abstrak


Narasi Kauman: Studi Kecenderungan Perbedaan Perubahan Sosial Kauman Surakarta dengan Yogyakarta


Oleh :
Fitri Damayanti - D0313029 - Fak. ISIP

Abstrak

Kauman Surakarta menjadi kampung  unggulan Bappeda dalam pariwisata
kota. Kauman Yogyakarta sendiri juga merupakan pemerintah kota yang mengembangkan pariwisata namun ia tidak berkembang menjadi pariwisata. Sehingga, membandingkannya dengan Yogyakarta dapat menerangkan bagaimana kebijakan  pemerintah  kota  dan  tuntutan  terhadap  kota  itu  sendiri  membuat Kampung Kauman mengalami perubahan sosial, ekonomi dan keagamaan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perubahan apa saja yang terjadi dari sana dapat  dilakukan komparasi perubahan serta prosesnya.  Selanjutnya,  mengetahui penyebab/ faktor perubahan dapat dianalisis hubungan Kampung Kauman dengan kehidupan Kota Surakarta maupun Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode etnografi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling dan Snowball. Dalam prosesnya, perubahan sosial yang terjadi meliputi 3 aspek yaitu Pertalian Keagamaan, Pertalian Status Sosial Abdi Dalem Pamethakan yang akhirnya menjadi perubahan ekonomi dan Pertalian Darah yang akhirnya menjadi perubahan sosial masyarakat Kauman. Sedangkan perubahan status sosial abdi dalem Pamethakan adalah jumlah pengangkatan Tafsir Anom. Lalu, feedback yang diterima Penghulu Tafsir Anom. Jika jaman dahulu mendapat tempat tinggal dan uang bulanan, kini Kraton tidak memberikan upah apapun kepada Penghulu Tafsir Anom. Selanjutnya proses pertalian darah yang berawal dari perkawinan endogami namun kini sudah tidak demikian lagi dan berubah menjadi bagaimana kehidupan sosial di Kauman terbentuk. Dari perubahan tadi digolongkan menjadi 4 fase dan diketahui penyebab/faktor perubahan, yaitu faktor internal (Kebutuhan Ekonomi Berubah dan bagaimana Mempertahankan Eksistensi Kampung) dan faktor eksternal (Kebijakan Pariwisata   Pemda   dan   keadaan   Keraton   Surakarta   maupun   Yogyakarta). Selanjutnya, faktor internal disebut dengan kampung dan eksternal kota. Di Kota Surakarta maupun Yogyakarta sendiri sama-sama mengembangkan pariwisata sebagai  pemasukan  daerah.  Sehingga  membuat  rujukan  simbol-simbol  yang terdapat di kampung dapat menjadi alternatif paket wisata bagi kota itu sendiri. Sehingga dari sana dapat digambarkan alur bagaimana suatu kota dan kampung saling  mempengaruhi dan  juga bagaimana komparasinya antara Kota Surakarta dengan Kota Yogyakarta.

Kata Kunci : Perubahan Sosial, Kauman, Pariwisata, Simbol