ABSTRAK
Masuknya tanaman kopi di era kolonial Belanda ke nusantara membuat tumbuh dan berkembangnya budaya minum kopi pada masyarakat Indonesia. tidak terkecuali di Kota Solo, budaya minum kopi juga tumbuh dan berkembang pada masyarakat di Kota Solo melalui warung kopi tradisional yang memang sudah ramai dikunjungi oleh masyarakat sejak dulu. Persebaran informasi yang semakin pesat sebagai akibat dari globalisasi membuat budaya ngopi menjadi lebih moderen. Selain itu, kedai-kedai kopi moderen juga mulai banyak bermunculan serta banyak diminati oleh masyarakat. banyak masyarakat yang senang melakukan aktifitasnya serta berinteraksi di kedai kopi yang tergolong moderen.
Penelitian ini memiliki maksud untuk menjelaskan motif dari kunjungan masyarakat ke kedai kopi moderen, dalam hal ini penulis melakukan penelitian pada Kedai Kopi Bertopi. Serta ingin mengetahui bagaimana perilaku komunikasi yang terjadi di Kedai Kopi Bertopi. Penulis menjadikan studi pustaka motif kognitif dan afektif, serta teori interaksi simbolik dalam menganalisa temuan yang penulis dapatkan selama proses penelitian.
Hasil penelitian menemukan bahwa motif dari masyarakat mengunjungi Kedai Kopi Bertopi antara lain motif kognitif kesesuaian, motif kognitif pencarian, motif afektif keanggotaan, dan motif afektif mengurangi ketegangan. Sedangkan pada perilaku komunikasi temuan menunjukkan adanya komunikasi verbal melalui bahasa, serta non verbal melalui artifak, gerakan mata, bunyi, dan warna. Semua temuan tersebut dapat dianalisa menggunakan tiga asumsi Mead dalam teori interaksi simbolik, yaitu pikiran (mind), konsep diri (self), dan masyarakat (society). Ketiga asumsi tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain yang dapat membentuk sebuah perilaku di sebuah masyarakat, dalam hal penelitian ini perilaku berkunjung ke Kedai Kopi Bertopi.
Kata Kunci: Motif Pengunjung, Perilaku Komunikasi, Interaksi Simbolik.