Abstrak
Analisis perencanaan dan pengawasan persediaan bahan baku pada perusahaan jamu CV. Klanceng Kudus
Oleh :
Evana Nurul Jannah - F3502516 - Fak. Ekonomi dan Bisnis
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perencanaan dan pengawasan persediaan bahan baku pada perusahaan jamu CV. Klanceng Kudus.
Latar belakang penelitian ini adalah fungsi pembelian berhubungan dengan faktor material dan merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan kelancaran produksi, oleh karena itu masalah bahan baku harus dipersiapkan dengan baik. Walaupun suatu perusahaan itu teratur rapi dalam menyusun organisasinya dan aktivitas lainnya, namun tanpa adanya pengawasan persediaan yang baik niscaya akan mengalami suatu kepincangan. Setiap perusahaan industri maupun perdagangan selalu mempunyai persediaan, baik untuk perusahaan kecil maupun perusahaan besar dalam jumlah dan keadaan yang berbeda.
Lokasi penelitian perusahaan jamu CV. Klanceng Kudus. Sumber data jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi serta studi pustaka. Teknik analisis data dengan menggunakan metode analisis EOQ, Safety Stock, Reorder Point, Lead Time, persediaan maksimal dan perencanaan serta pengawasan bahan baku yang optimal.
Hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan bahwa kebijaksanaan dalam penentuan persediaan bahan baku pada Perusahaan Jamu CV. Klanceng Kudus tahun 2001-2004 belum dapat mendatangkan biaya persediaan bahan baku yang efisiensi. Pengadaan bahan baku yang ekonomis dari tahun 2001 - 2004 adalah sebagai berikut : tahun 2001, pembelian yang paling ekonomis dilaksanakan pada frekwensi pembelian 7 kali dengan jumlah pembelian sebesar 2.387,09 ton untuk setiap kali pembelian dengan total biaya persediaan bahan baku yang ditanggung sebesar Rp. 148.845.585,56. Tahun 2002, pembelian yang paling ekonomis dilaksanakan pada frekwensi pembelian 7 kali dengan jumlah pembelian sebesar 2.416,70 ton untuk setiap kali pembelian dengan total biaya persediaan bahan baku yang ditanggung sebesar Rp. 165.684.040,36. Tahun 2003, pembelian yang paling ekonomis dilaksanakan pada frekwensi pembelian 7 kali dengan jumlah pembelian sebesar 2.433,45 ton untuk setiap kali pembelian dengan total biaya persediaan bahan baku yang ditanggung sebesar Rp. 182.349.872,36. Tahun 2004, pembelian yang paling ekonomis dilaksanakan pada frekwensi pembelian 7 kali dengan jumlah pembelian sebesar 2.481,68 ton untuk setiap kali pembelian dengan total biaya persediaan bahan baku yang ditanggung sebesar Rp. 190.787.042,03. Saran-saran disajikan sebelum perusahaan melakukan pembelian bahan baku untuk memenuhi produksi terlebih dahulu dipehitungkan dengan menggunakan rumus EOQ seperti yang telah diterapkan dalam perhitungan di muka. Perusahaan khususnya bagian gudang perlu mengadakan safety stock serta penentuan waktu yang tepat untuk pemesanan bahan baku yang diperlukan guna menjamin kelancaran proses produksi. Pimpinan perlu meningkatkan pengawasan dalam penentuan persediaan bahan baku yang lebih baik terutama mengenai masalah cara melaksanakan teori pembelian dan sebaiknya dilaksanakan berdasarkan teori yang ada (EOQ), sehingga diharapkan mendatangkan biaya persediaan yang efisien serta perlu mengadakan persediaan besi untuk menghindari adanya kekurangan persediaan.