Abstrak


Pengendalian persediaan bahan baku kain celana dalam dengan menggunakan metode EOQ pada CV. Fajar Bahagia Klaten


Oleh :
Slamet Nugroho - F3502135 - Fak. Ekonomi dan Bisnis

ABSTRAK Persediaan merupakan faktor utama dalam proses produksi sebuah perusahaan. Manajemen perusahaan dapat menentukan berapa kali pembelian bahan baku untuk memenuhi kebutuhan proses produksi dalam perusahaan tersebut akan dilaksanakan. Permasalahan yang dihadapi bukan hanya menentukan berapa kali pembelian harus dilaksanakan, namun perusahaan harus memperhitungkan effisiensi dari persediaan yang dibeli oleh perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus memperhitungkan biaya-biaya persediaan yang harus dikeluarkan oleh perusahaan tersebut. Kesalahan dalam memperhitungkan effisiensi biaya-biaya persediaan bahan baku akan mengakibatkan kurang optimalnya pendapatan perusahaan. Tujuan dari penelitian ini yang pertama adalah untuk mengetahui optimal tidaknya kebijakan perusahaan dalam mengadakan pembelian persediaan bahan baku. Untuk menentukan jumlah persediaan pengaman ( Safety Stock) yang harus disediakan perusahaan. Untuk mengetahui kapan perusahaan harus melaksanakan pemesanan bahan baku kembali ( ReOrder Point). Metode EOQ ( Economic Order Quantity) adalah sebuah metode untuk menentukan jumlah pembelian bahan baku yang paling optimal. Diharapkan dengan adanya kuantitas pembelian optimal ini biaya-biaya persediaan akan dapat ditekan serendah-rendahnya sehingga effisiensi persediaan bahan baku didalam perusahaan akan dapat terlaksana dengan baik. CV. Fajar Bahagia Klaten merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan kaos dalam dan celana dalam. Selama ini CV. Fajar Bahagia Klaten belum menggunakan metode EOQ dalam mengadakan persediaan bahan baku. Dari hasil analisis dengan membandingkan kebijakan yang dipakai perusahaan dengan penggunaan metode EOQ dalam mengadakan pembelian bahan baku diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan metode EOQ lebih optimal daripada kebijakan perusahaan. Hal ini bisa dilihat bahwa dengan metode EOQ bisa didapat biaya persediaan yang lebih minimal yaitu sebesar Rp.1.621.698,89. Sedangkan biaya persediaan menurut kebijakan perusahaan sebesar Rp.1.818.088,5. Sehingga terdapat selisih sebesar Rp.196.389,61. Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan berhubungan dengan pengadaan bahan baku, maka perusahaan perlu menyediakan persediaan pengaman sebesar 997,61kg. perusahaan juga harus melakukan pemesanan kembali saat persediaan digudang tinggal 1.400,44kg. Sehingga penulis mengambil kesimpulan bahwa seharusnya perusahaan menggunakan metode EOQ sebagai kebijakan dalam mengadakan pembelian bahan baku. Karena terbukti metode EOQ lebih optimal daripada kebijakan perusahaan. Penulis juga menyarankan agar perusahaan menyediakan persediaan pengaman ( Safety Stock) agar kemungkinan terganggunya proses produksi akibat terlambatnya kedatangan bahan baku dapat diatasi. Perusahaan disarankan mengadakan pemesanan kembali ( Reorder Point) saat persediaan di gudang tersisa 1.400, 44 kg.