Latar Belakang: Olahraga renang merupakan aktivitas fisik dan terapi akuatik yang banyak menarik minat masyarakat, tetapi renang terbukti dapat memberi perubahan pada kekuatan, fleksibilitas, keseimbangan dan koordinasi gerak muskuloskeletal. Beban yang diberikan terus menerus secara repetisi akan mempengaruhi perkembangan postur sehingga terjadi perubahan berupa hiperkifosis. Oleh karena itu, kelainan tulang belakang berupa kifotik deformitas rentan terjadi pada atlet renang. Berdasarkan hal tersebut, dilakukan penelitian untuk mengetahui prevalensi kifotik deformitas pada atlet renang di Surakarta.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif dengan pendekatan studi cross-sectional yang dilakukan di lima klub renang di Surakarta. Jumlah sampel yang didapatkan adalah sebanyak 45 atlet. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode total sampling. Atlet renang mengisi kuesioner data pribadi dan kelengkungan tulang belakang diukur dengan alat flexicurve. Data dianalisis secara deskriptif untuk megetahui prevalensi hipokifosis, normokifosis, dan hiperkifosis.
Hasil: Prevalensi kifotik deformitas dengan distribusi 17,78% hipokifosis, 82.2% normokifosis, dan 0% hiperkifosis.
Simpulan: Sebagian besar atlet renang di Surakarta tergolong normokifosis