ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk secara empiris memeriksa kembali perbedaan kinerja dan pengambilan risiko perbankan Indonesia pada berbagai struktur kepemilikan. Struktur kepemilikan bank di Indonesia dibagi ke dalam lima kategori utama, seperti: bank milik negara, bank pembangunan daerah, bank asing dan campuran, bank domestik yang dimiliki oleh lembaga asing, dan bank domestik yang dimiliki oleh institusi lokal. Kinerja Bank diukur dengan Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE). Sementara pengambilan risiko bank diukur dengan nilai Z-Score, yang dikembangkan oleh Boyd dan Graham (1986). Analisis dalam penelitian ini juga mempertimbangkan karakteristik bank sebagai variabel kontrol, meliputi: ukuran Bank, leverage Bank, dan loan to deposit ratio (LDR). Pengamatan dalam penelitian ini melibatkan 110 bank komersial di Indonesia selama periode 2005-2013 dalam dataset bulanan. Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan metode Panel Least Square.
Beberapa hasil dapat disimpulkan dari analisis data: Pertama, kepemilikan pemerintah Negara berpengaruh negatif terhadap profitabilitas bank yang diukur dengan Return on Equity dan berpengaruh negative terhadap risiko bank yang diukur dengan Z-Score ROA. Kedua, kepemilikan pemerintah daerah secara positif mempengaruhi profitabilitas bank, baik ROE dan ROA; dan secara negatif mempengaruhi pengambilan risiko bank yang diukur dengan Z-Score ROA. Kepemilikan asing dan joint venture secara positif mempengaruhi profitabilitas bank, baik Return on Equity (ROE) dan Return on Asset (ROA) dan juga berpengaruh positif terhadap pengambilan risiko yang diukur dengan Z-Score ROE. Robustness check juga telah dilakukan dalam penelitian ini yang menyimpulkan bahwa kepemilikan asing secara keseluruhan lebih baik dari kepemilikan pemerintah secara keseluruhan dalam hal kinerja dan pengambilan risiko.
Kata kunci: Struktur kepemilikan, Kinerja, Pengambilan Risiko, Return on Asset, Return on Equity, Z-Score.
