ABSTRAK
Pada saat ini, banyak sekali orang-orang yang merasa bahwa dirinya overqualified. Ini merupakan tantangan bagi perusahaan karena karyawan yang overqualified (dalam pekerjaannya) dipandang negatif oleh perusahaan-perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus bisa memenfaatkan dan mengembangkan karyawan yang overqualified itu untuk kreatif karena kelebihan yang ada dalam diri mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis peran moderasi dari perceived organizational support (POS), mentoring others, dan developmental idiosyncratic deals pada pengaruh perceived orgazanitional support terhadap creative performance.
Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui kuesioner yang berjumlah 193 responden. Metode sampling yang digunakan adalah area sampling. Analisis data menggunakan regresi bertingkat.
Penelitian ini dirumuskan dalam tiga hipotesis. Hipotesis pertama, perceived organizational support berpengaruh positif creative performance pada karyawan (Sig. 0,045). Hipotesis kedua, mentoring others tidak berpengaruh positif terhadap creative performance (Sig. 0,939) Hipotesis ketiga, developmental idiosyncratic deals berpengaruh positif terhadap creative performance (Sig. 0,004). Hasilnya, perceived organizational support dan developmental idiosyncratic bisa membuat karyawan overqualified menjadi lebih kreatif.
Kata kunci: perceived overqualification, creative performance, perceived organizational support, mentoring others, idiosyncratic deals.
