Abstrak
Warna lokal dalam latar kumpulan cerpen tarian gantar karya korrie layun rampan: sebuah pendekatan struktural
Oleh :
Patmi - C0200003 - Fak. Sastra dan Seni Rupa
ABSTRAK
Judul skripsi ini adalah Warna Lokal dalam Latar Kumpulan Cerpen “Tarian Gantar” Karya Korrie Layun Rampan: Sebuah Pendekatan Struktural. Karya Korrie ini menggambarkan ciri khas budaya lokal yang menonjol dalam masyarakat dayak, khususnya Dayak Benuaq.
Penelitian ini menjawab beberapa masalah, yaitu: (1) bagaimana gambaran unsur-unsur formal struktur alam kelima cerpen TG?. (2) bagaimana gambaran warna lokal Dayak Benuaq, yang meliputi sistem budaya (adat istiadat), sistem sosial (aktivitas manusia), dan kebudayaan fisik dalam kelima cerpen TG?. (3) bagaimana makna warna lokal secara umum dalam kelima cerpen TG?.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui unsur-unsur formal struktur dalam kelima cerpen TG. (2) untuk mengetahui warna lokal Dayak Benuaq, yang meliputi sistem budaya (adat istiadat), sistem sosial (aktivitas manusia), dan kebudayaan fisik. (3) untuk mengetahui makna warna lokal secara umum dalam kelima cerpen TG.
Metode penelitian ini adalah metode kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah lima cerpen dari kumpulan cerpen TG, karya Korrie Layun Rampan, cetakan pertama, November 2002 yang diterbitkan oleh Indonesia Tera, Magelang. Kelima cerpen tersebut yaitu “Kewangkey”, “Dilang Puti”, “Danau Beluq”, “Belian”, dan “Tarian Gantar”.
Analisis penelitian ini menggunakan pendekatan struktural, meliputi analisis alur, penokohan, dan latar untuk mengetahui fungsi struktur cerpen TG dalam membangun makna totalitas, kemudian dilanjutkan dengan analisis warna lokal dalam latar kumpulan cerpen TG, meliputi ciri khas budaya lokal Dayak Benuaq yang menonjol, yaitu sistem budaya (adat istiadat) yang meliputi nilai-nilai budaya, hukum adat, serta kepercayaan dan mitologi. Sistem sosial (aktivitas manusia) meliputi upacara adat dan kesenian. Kebudayaan fisik, meliputi makanan khas, rumah adat dan transportasi. Melalui analisis struktur dan warna lokal maka akan diketahui makna warna lokal secara umum, yaitu makna idealis, informatif, dan romantik.
Simpulan penelitian ini yaitu, alur dalam kelima cerpen TG menunjukkan alur maju, penokohan diketahui secara analitik dan dramatik, dan latar ditunjukkan secara fisik, sosial, dan spiritual. Warna lokal yang terdapat dalam latar kelima cerpen TG yaitu (1) sistem budaya (adat istiadat), meliputi (a) nilai-nilai budaya, yaitu nilai kebersamaan, kegotongroyongan, dan kesetiaan. (b) hukum adat, yaitu hukum menyembelih hewan kurban dan membayar nazar. (c) kepercayaan dan mitologi, meliputi (a) kepercayaan pada roh nenek moyang, pada kekuatan gaib, pada Dewa-dewa dan mitologi asal mula manusia serta Danau Beluq. (2) sistem sosial (aktivitas manusia), meliputi (a) upacara adat, yaitu upacara Kewangkey dan Belian. (b) kesenian, yaitu nsenu musik dan tari. (3) kebudayaan fisik, berupa makanan khas (tumpi), rumah adat (lou) dan alat transportasi (ketinting). Makna warna lokal secara umum meliputi (1) makna idealis, tokoh ‘aku’ ingin mengalahkan tradisi lama tetapi keidealisannya justru dikalahkan oleh masyarakat. (2) informatif, memberi informasi budaya lokal Dayak Benuaq. (3) romantik, diselipkan kisah percintaan anak muda.